VIVAnews - Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta memastikan kebutuhan pembiayaan defisit anggaran 2009 sudah mencukupi. Untuk itu pemerintah tidak berencana menarik lagi dana tambahan yang berasal dari pinjaman luar negeri.
"Kita sudah menarik pinjaman luar negeri sekitar US$ 3,5 miliar dan itu sudah cukup," ujar Paskah di kantornya, Gedung Bappenas, Selasa 20 Januari 2009.
Jumlah ini sebagian besar ditarik dari stand by loan (dana siaga), sehingga tidak perlu ada tambahan untuk pembiayaan defisit dari luar negeri. "Jadi saya rasa sudah cukup dari alokasi komitmen pemerintah," ujarnya.
Pemerintah sendiri dalam menghadapi krisis ini menyiapkan dana siaga sebesar US$ 5 miliar. Dana ini, lanjutnya, bisa ditarik kapan saja jika dibutuhkan. "Jadi kita tidak butuh komitmen lagi kecuali Surat Utang Negara," katanya.
Kalau pun perlu, Paskah mengatakan dana itu nantinya akan dicari dari pasar dalam negeri. "Pasar dalam negeri itu masih sangat menarik, sedangkan sukuk global banyak pesaing," ujarnya.
Sementara itu Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Aggito Abimanyu mengatakan, defisit anggaran sebesar 2,5 persen atau senilai Rp 132 triliun bisa diterima selama masih bisa dibiayai dan digunakan untuk stimulus ekonomi. "Ada prinsip-prinsip yang bisa menjustifikasi," ucapnya.
Untuk menekan defisit, kata Anggito, bisa dilakukan melalui pengurangan belanja yang dikembalikan ke pembiayaan per unit di sektor masing-masing. Cara ini mungkin dilakukan dengan mengubah DIPA dan atau menambah program Kementrian/Lembaga.
"Jadi diistilahkan DPR seperti sepatu. Kalau menurut DIPA-nya tiga sepatu, tapi karena harganya sekarang lebih murah jadi bisa bikin empat sepatu dengan jumlah dana yang sama. Ini ada dua pilihan, nanti yang mana yang dipilih kita sampaikan ke DPR," ujar Anggito.
Timnas Indonesia U-23 Mengganas di Piala Asia, Marc Klok: Masa Depan Cerah
Gelandang Persib Bandung, Marc Klok, mengungkapkan kekagumannya terhadap kesuksesan Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23.
