VIVANews - Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, menemukan 1060 warga menderita gangguan pernafasan dan penyakit kulit di sekitar lokasi semburan lumpur panas Mataloko.
"Data jumlah korban sakit kami peroleh setelah tim identifikasi mendatanya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada, Hildegardis Bhoko, Rabu 28 Januari 2009.
Dia merinci, sebanyak 545 warga menderita infeksi saluran pernafasan akut, infeksi kulit 185 warga, dan 33 warga sesak napas. Berdasarkan data, korban berasal dari Desa Ratogede, Desa Dadawea, Kelurahan Mataloko dan Kelurahan Todabelu, yang tak jauh dari lokasi semburan.
"Para korban mengaku mulai jatuh sakit setelah semburan lumpur panas mulai keluar dari salah satu sumur pembangkit listrik tenaga panas bumi," kata Hildegardis.
Dinas kesehatan, dia menambahkan, akan melakukan pemeriksaan guna mengetahui dampak langsung dan tak langsung dari munculnya semburan lumpur panas itu.
Secara terpisah, General Manager PT PLN Wilayah NTT, Amir Rosidin, mengatakan, sudah mendapat infromasi dari tim geologi Bandung yang bertugas di Mataloko. "Bahwa semburan air di lokasi pembangkit listrik tenaga panas bumi Mataloko tidak berbahaya," kata dia.
Amir mengatakan,fenomena yang terjadi di Mataloko sebenarnya kejadian biasa setiap tahun saat musim hujan. "Karena ada air yang masuk ke pori-pori bumi sehingga menimbulkan sumbatan. Makanya terjadi semburan bersama lumpur," katanya.
Semburan lumpur terjadi di lokasi pengeboran panas bumi, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Malatoko, Nusa Tenggara Timur. Kawah berdiameter 100 meter terbentuk akibat endapan lumpur.
Laporan: Jemris Fointuna | Kupang
Dituding Jadi Selingkuhan Rizky Nazar, Ini Jawaban Salshabilla Adriani
Salshabilla Adriani menjelaskan, isu itu timbul setelah dirinya bersama sejumlah teman, termasuk Rizky Nazar dan kekasihnya Syifa Hadju, melakukan perjalanan ke Bali.
