VIVAnews - Empat mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia akan membacakan tanggapan atas dakwaan jaksa atau eksepsi. Mereka adalah Aulia Tantawi Pohan, Maman Soemantri, Bun Bunan Hutapea, dan Aslim Tadjuddin.
Adapun pembacaan eksepsi itu akan dibacakan dalam sidang yang dipimpin oleh Hakim Kresna Menon di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Rencananya sidang akan dimulai pada pukul 14.00 WIB nanti.
Pekan lalu, Jaksa mendakwa keempat mantan deputi itu telah memperkaya orang lain dengan menggunakan uang negara. Pencairan dana itu pun, kata Jaksa, tidak melalui mekanisme pencairan yang benar sehingga berpotensi merugikan negara hingga Rp 100 miliar.
Jaksa juga menuduh mereka dengan pasal penyuapan. Jaksa menilai uang yang berasal dari Yayasan Pengembangan Perbankkan Indonesia tersebut digunakan untuk bantuan hukum para mantan pejabat BI dan untuk anggota dewan.
Semantara itu penasihat hukum Aulia Pohan, OC Kaligis menyatakan tidak ada kerugian negara akibat perbuatan kliennya itu. Menurut dia uang yayasan bukan uang negara.
Adapun koordinator penasihat hukum keempat terdakwa Amir Karyatin mengatakan bantuan hukum tersebut adalah pinjaman. Hal ini, kata dia, dibuktikan dengan adanya bukti berupa surat pengakuan hutang. Sementara untuk aliran dana BI ke legislator komisi keuangan, menurut Amir, uang itu merupakan bentuk diseminasi BI kepada publik. Anggota Dewan memiliki hubungan langsung kepada publik melalui konstituennya.
Kasus ini bermula dari laporan audit Badan Pemeriksa Keuangan yang menyebutkan adanya aliran dana senilai Rp 31,5 miliar ke sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Komisi Keuangan dan Perbankan.
Dana sebagai biaya diseminasi dan diduga merupakan gratifikasi itu dikucurkan guna menjaga kepentingan bank sentral dalam pembahasan amandemen UU Bank Indonesia dan penyelesaian masalah bantuan likuiditas Bank Indonesia atau BLBI.
Selain duit yang mengalir ke DPR, audit BPK itu mengungkap kucuran dana sejumlah Rp 68,5 miliar yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan hukum para mantan pejabat bank sentral yang terbelit kasus BLBI.
Disebutkan dalam audit itu, uang yang diambil dari Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia atau YPPI antara lain digunakan untuk membayar sejumlah pengacara dan para penegak hukum.
Baca Juga :
Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme
VIVA.co.id
29 Maret 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) telah menyiapkan layanan Bengkel Siaga untuk mobil dan sepeda motor yang tersebar di 66 titik guna menyambut mudik lebaran 2024.
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
10 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Awal Kisah Cinta Sandra Dewi dan Harvey Moeis, Ternyata Dicomblangin Daniel Mananta
IntipSeleb
7 menit lalu
Awal kisah cinta Sandra Dewi dengan sang suami Harvey Moeis, yang belum lama ini menjadi tersangka dalam kasus korupsi timah, yang merugikan negara sebesar Rp271 triliun.
Ayahanda King Nassar Meninggal Dunia, Inul Daratista Berikan Pesan Menyentuh untuk Sang Sahabat
JagoDangdut
sekitar 1 jam lalu
Kabar duka datang dari penyanyi dangdut kenamaan, King Nassar. Ayahanda tercintanya, H. Ahmad Hasan Sungkar, meninggal dunia pada hari Jumat, 29 Maret 2024.
Selengkapnya
Isu Terkini