Karen Agustiawan

Ketika Wanita Jadi Raja Minyak Pertama

VIVAnews - Tampilnya Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama baru PT Pertamina mengejutkan berbagai kalangan. Apalagi, dia merupakan wanita pertama yang memimpin Pertamina sejak BUMN ini dibentuk pada 1968.

Mitsubishi Fuso Resmikan Diler 3S Baru di Morowali

Selama 41 tahun, BUMN migas tersebut selalu dipimpin oleh lelaki. Saat pertama kali dibentuk, Pertamina dipimpin oleh Ibnu Sutowo, jenderal militer yang dikenal dekat dengan mantan Presiden Soeharto. Setelah delapan tahun berkuasa, Ibnu Sutowo lengser.

Pada 1976 hingga 2009 ini, Dirut Pertamina berturut-turut dijabat oleh para lelaki. Mereka adalah Piet Haryono, Joedo Soembono, AR Ramli, F Abda’oe, Soegianto, Martiono Hadianto, Baihaki Hakim, Ariffi Nawawi, Widya Purnama hingga Ari Soemarno yang belakangan digeser.

Erick Thohir Buka suara soal Dugaan Pemain Naturalisasi Dibayar Bela Timnas Indonesia

Setelah "raja minyak" bergantian menjadi bos Pertamina,  arah angin berbalik pada akhir Januari lalu. Ketika isu pencalonan dirut Pertamina memanas, nama Karen mendadak mencuat dari Departemen Energi dalam dua pekan terakhir.

Karen yang dihubungi pada Senin lalu, 2 Februari, mengakui telah mengikuti fit and proper test oleh Kementerian BUMN. Dia adalah satu dari lima kandidat yang dikantongi Kementerian BUMN.

Kronologi 3 Anggota Keluarga Tercebur ke Sumur, 1 Meninggal Dunia

Setelah melakukan interview terhadap sejumlah calon, menurut Menteri BUMN Sofyan Djalil, pemerintah akhirnya memilih Karen. "Karen adalah orang yang tepat memimpin Pertamina," ujar Sofyan.

Menteri BUMN tidak mempersoalkan untuk pertama kalinya, wanita memimpin BUMN dengan aset ratusan triliun rupiah tersebut.

Sofyan memang tidak pernah mempersoalkan masalah gender dalam pergantian direksi BUMN. Ketika mengganti tiga direksi wanita dari Jamsostek, ia juga mengklaim tidak ada urusan dengan masalah gender. 

"Kami justru mengangkat peran perempuan di BUMN," ujarnya kepada VIVAnews pada 19 Desember 2008. Dia menunjuk bukti direktur di Pertamina dan wakil direktur utama BNI yang semuanya adalah perempuan.

*

Menurut Sofyan, Karen dipilih karena keahliannya di sektor hulu yang menjadi bisnis utama dan sumber penerimaan terbesar Pertamina. Sebelumnya, Karen memang menjabat sebagai Direktur Hulu Pertamina sejak 5 Maret 2008. Ia menggantikan Sukusen Soemarinda.

Sebagai Direktur Hulu, Karen berwenang mengatur soal bisnis hulu Pertamina. Dia berperan dalam meningkatkan produksi minyak Pertamina.

Pengalamannya sebagai direktur yang membawahi produksi migas dianggap penting untuk mendongkrak bisnis Pertamina yang mengandalkan sebagian besar pendapatannya dari usaha hulu migas. Hampir 95 persen pendapatan Pertamina disumbang dari bisnis hulu. Apalagi, Pertamina menguasai puluhan, bahkan lebih dari seratus blok minyak di Indonesia.

Wanita yang dilahirkan di Bandung, 50 tahun silam itu mengawali karirnya sebagai commercial manager for consulting and project management Halliburton Indonesia. Halliburton merupakan perusahaan jasa perminyakan asal Amerika Serikat.

Saat masuk Pertamina, lulusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung ini, menjadi staf ahli direktur utama bidang hulu Pertamina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya