Pasar Uang

Kebijakan BI Bakal Angkat Rupiah

VIVAnews - Pelonggaran kebijakan likuiditas oleh Bank Indonesia bakal efektif mengerem gejolak nilai tukar rupiah. Namun faktor eksternal tetap tidak bisa diabaikan.

Lima kebijakan pelonggaran yang dilakukan Bank Indonesia meliputi, pertama, memperpanjang tenor foreign exchange swap dari tujuh hari menjadi satu bulan untuk memenuhi valas yang sifatnya temporer. Kedua, menyediakan pasokan valas bagi perusahaan domestik melalui perbankan yang didasarkan underlying transaksi tertentu.

Ketiga, menurunkan Giro Wajib Minimum valas dari 3 persen menjadi 1 persen untuk menambah ketersediaan valas bagi bank umum konvensional dan syariah. Keempat, pencabutan batasan posisi saldo harian Pinjaman Luar Negeri jangka pendek. Langkah ini ditujukan untuk mengurangi tekanan pembelian USD karena adanya pengalihan rekening rupiah ke valuta asing oleh nasabah asing.

Kelima, penyederhanaan perhitungan GWM rupiah  menjadi hanya dalam bentuk statutory reserves sebesar 7,5 persen dari DPK agar likuiditas rupiah dalam sistem perbankan menjadi lebih memadai.

Menurut Direktur Utama PT Finan Corfindo Nusa Edwin Sinaga, saat ini rupiah sedang mencari titik keseimbangan baru setelah kebablasan menembus level Rp 10.000 per dolar AS pada Jumat 10 Oktober 2008. "Kebijakan ini akan efektif untuk melihat mana yang benar-benar melakukan transaksi atau spekulasi," kata Edwin kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa 14 Oktober 2008 malam.

Apalagi valuta asing untuk kebutuhan ekspor impor sudah disediakan pemerintah, sehingga untuk mencari kebutuhan akan dolar tidak perlu masuk ke pasar lagi, sehingga rupiah bisa terangkat ke titik keseimbangan baru.

Research Valuta Asing PT Integral Investama Future Tony Maryanto juga menyatakan kebijakan ini secara teori akan berhasil mengerem laju rupiah, bahkan bisa mengangkat rupiah. Namun ia mengingatkan gerak rupiah tidak hanya dipengaruhi faktor dalam negeri tapi juga faktor eksternal. "Ini harus tetap dicermati," katanya.

Sebab pesimisme pelaku pasar akan kondisi ekonomi global bisa membuat regulasi tidak berarti di pasar. "Apa yang dilakukan bank sentral positif kalau pasar menerjemahkannya untuk mencegah pelemahan rupiah," katanya.

Edwin juga menilai faktor global tetap menjadi penentu. "Kalau misalnya mata uang lain melemah, masak kita mau melawan pasar. Tapi untuk sementara kebijakan ini efektif untuk menekan spekulasi," katanya.

Niat Mulia Maarten Paes untuk Timnas Indonesia
Plt Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Chatarina Muliana.

Peserta UTBK Diimbau Waspada Penipuan Janji Kelulusan

Para peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dihimbau untuk tidak terjebak dalam bujukan untuk membeli kelulusan dengan membayar sejumlah uang.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024