Komet Lulin Semakin Mendekati Bumi

VIVAnews - Atas inisiatif IAU (International Astronomical Union) dan UNESCO, telah ditetapkan pada sidang umum PBB yang ke-62 di Paris, bahwa tahun 2009 merupakan Tahun Astronomi Internasional/ International Year of Astronomy (IYA).

Skutik Matik Kuasai Pasar Mokas, Begini Nasib Motor Sport 150cc

Dengan tema “The Universe, Yours to Discover”, IYA 2009 bertujuan untuk menstimulasi ketertarikan dunia secara lebih luas, khususnya dikalangan anak muda, terhadap ilmu astronomi dan sains.

Tahun ini juga bertepatan dengan perayaan 400 tahun astronomi modern, dimana pada tahun 1609 lalu Galileo Galilei dengan teleskop astronomi pertamanya mengarah keangkasa.

Terima Menlu China di Istana, Jokowi Bahas IKN hingga Kereta Cepat Sambung Surabaya

Menyambut IYA 2009 dan ikut merayakan 400 tahun astronomi modern, PP-IPTEK turut ambil bagian dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan bertemakan astronomi selama tahun 2009.

Setelah peristiwa Gerhana Matahari Cincin yang cukup fenomenal terjadi pada akhir bulan lalu, kali ini penduduk bumi kembali akan disuguhkan dengan fenomena alam menarik lainnya, yakni munculnya Komet Lulin yang semakin mendekati Bumi.

Wamenkeu: Konflik Israel Vs Iran Kita Perhatikan Sangat Serius 

Tidak seperti kepercayaan orang terdahulu yang mengaitkan kehadiran komet dengan akan terjadinya musibah dan malapetaka, kini malah sebaliknya, banyak para astronom yang “berburu” komet bahkan masyarakat awam pun ingin melihat datangnya komet karena keindahan visual yang ditampilkannya.

Komet yang sering juga disebut dengan bintang berekor merupakan benda angkasa disekeliling tata surya yang mirip dengan asteroid. Material yang membentuk komet hampir seluruhnya adalah gas, air dan debu yang sudah membeku.

Material komet yang membeku disebabkan karena komet biasanya berasal dari tempat yang sangat jauh dari matahari. Layaknya bumi dan planet-planet lainnya, komet yang termasuk ke dalam keluarga tata surya juga mengorbit mengelilingi matahari.

Saat komet melintas mendekati matahari dengan jarak kurang dari 3 SA (1 SA = jarak Bumi-Matahari = 149.597.870,691 ± 0,030 km) akan muncul selubung gas dan debu yang panjangnya bisa mencapai hingga 1 SA, hal ini disebabkan energi kalor yang dipancarkan oleh sinar matahari menguapkan materi terluar yang menyelubungi inti komet, kemudian uap materi tersebut membentuk ekor raksasa dan memendarkan cahaya matahari.

Selubung gas inilah yang dimaksud dengan ekor komet, biasa dikenal dengan nama come (bahasa latin yang artinya rambut), dan dari kata inilah sebutan komet berasal.

Fenomena ekor komet tersebut memungkinkan beberapa jenis komet dapat dinikmati dengan cukup baik oleh mata telanjang. Ekor komet dibagi menjadi dua jenis, pertama ekor yang arahnya selalu menjauhi matahari biasa disebut dengan nama ekor ion (segaris matahari-komet-ekor).

Kedua, ekor yang arahnya melengkung mendekati matahari biasa disebut dengan nama ekor debu. Ekor debu terjadi akibat dari tarikan gravitasi matahari. Kerapatan ekor komet sangat kecil, bahkan lebih kecil jika dibandingkan dengan kerapatan ruang hampa yang dihasilkan oleh bumi.

Hal ini karena sangat besarnya volume selubung ekor komet yang dihasilkan. Semakin mendekat komet dengan matahari, maka semakin panjanglah ekor komet dan semakin banyak pula materi yang hilang. Sebaliknya, semakin menjauh komet dengan matahari,menuju ketempat asalnya, maka semakin pendek ekor komet, namun dengan massa yang semakin berkurang jika dibandingkan dengan ketika komet sebelum mendekati matahari.

Komet memiliki lintasan atau orbit yang berbentuk elips, namun lebih lonjong dan panjang daripada orbit planet, atau parabola. Bentuk lintasan ini yang menentukan apakah komet tersebut akan kembali datang mendekati matahari dalam rentang waktu tertentu (elips) atau ia hanya sekali lewat dan akhirnya tidak akan pernah kembali lagi (parabola).

Komet C/2007 N3 (LULIN) Komet Lulin (C/2007 N3) awalnya dideteksi sebagai asteroid, komet lulin merupakan satu dari 233 komet yang gambarnya dapat ditangkap oleh pengamat yang ada di Bumi pada tahun 2007.

Lulin ditemukan pada tanggal 11 Juli 2007 oleh Quanzhi Ye, seorang mahasiswa berumur 19 tahun dari Sun Yat-sen University, China, sementara fotonya diambil oleh Chi Sheng Lin dari National Central University, Taiwan, dengan menggunakan teleskop berdiameter 16 inchi di Observatorium Lulin.

Komet ini tergolong sangat redup sehingga dibutuhkan bantuan minimal sebuah binokuler untuk dapat mengamatinya. Namun, seiring dengan semakin mendekatnya komet ini ke bumi, maka Lulin akan terlihat semakin terang dan diperkirakan akan mencapai magnitudo (kecerlangan) maksimal di akhir bulan Februari.

Dengan magnitudo sekitar 5,8-6,4 diharapkan komet ini akan lebih mudah diamati dengan menggunakan binokuler. Waktu terbaik untuk mengamati Lulin adalah di waktu fajar, sebelum matahari terbit.

Jarak terdekat terhadap Bumi yang bisa dicapai Komet Lulin adalah 0,41 SA atau kurang dari setengah jarak Matahari-Bumi pada tanggal 24 Februari 2009.

Komet Lulin sendiri memiliki lintasan yang berbentuk parabola, sehingga bisa dipastikan komet ini hanya akan 1 kali mendekati planet kita (bulan Februari), yang kemudian akan menjauh dari bumi dan tidak akan kembali lagi.

Oleh karena itu menjadi saksi peristiwa meluncurnya Komet Lulin mendekati bumi adalah suatu hal yang sangat luar biasa. Berbekal kesuksesan pada penyelenggaraan peneropongan GMC 26 Januari lalu, PP-IPTEK kembali akan membidikkan teleskopnya keangkasa untuk menggelar Peneropongan Bersama Komet Lulin (C/2007 N3).  Acaranya Rabu, 25 Februari 2009, pukul 19.00 hingga pukul 20.30 WIB.

PP-IPTEK akan menggelar Peneropongan Bersama Komet Lulin dengan menyediakan 3 teleskop gratis bagi pengunjung PP-IPTEK. Bagi masyarakat dan pecinta astronomi yang ingin mengamati fenomena ini dapat mengunjungi PP-IPTEK pada hari dan jam tersebut tanpa dipungut biaya apapun.

Sebagai pendukung kegiatan pengamatan, Minggu 15 Februari 2009 mulai pukul 14.00 akan disampaikan pengetahuan dasar tentang komet oleh ahli astronomi dengan judul “Comet Is In the House….!!!”.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya