Wawancara Khusus Ari Soemarno

"Karen Akan Hadapi Problem Seperti Saya"

VIVAnews - Teka-teki penggantian Direktur Utama Pertamina akhirnya terjawab. Pada Kamis pekan lalu, 5 Februari, Ari Soemarno diganti oleh Karen Agustiawan, yang semula menjabat sebagai Direktur Hulu Pertamina. Padahal, banyak kalangan meragukan kapasitas Karen untuk menjawab tantangan berat yang disandang Pertamina.

Lantas, apa sesungguhnya yang terjadi dibalik penggantian tersebut. Untuk mengetahui lebih dalam, jurnalis VIVAnews - Mohamad Teguh, Heri Susanto, Anda Nurlaila dan videografer, Ahmad Rizaluddin mewawancarai Ari Soemarno di kantor Pertamina pusat di Jakarta, pada Selasa, 10 Februari 2009. Wawancara ini juga bisa ditengok dalam video.

Biasanya Kalem, Ternyata Beby Tsabina Bisa Juga Jadi Anak Motor

Berikut petikannya:

Bagaimana proses pergantian Dirut Pertamina?

Ini proses biasa. Saya sadar betul bahwa Dirut Pertamina adalah jabatan  sensitif dan sering menjadi kontroversi. Bahkan, itu sudah terjadi sejak awal sejarah Pertamina. Selama 40 tahun pertama, dirut ada lima. Sedangkan, setelah reformasi 10 tahun terakhir, jumlah dirut ada enam, termasuk saya. Nah, sepanjang 50 tahun itu selalu menjadi kontroversi.

Kontroversi seperti apa pada masa lalu?
Pada masa Ibnu Sutowo memimpin hingga 1978, Pertamina selalu menjadi pusat perhatian karena mendatangkan pendapatan migas bagi negara. Pada 1975-1976, Pertamina mengalami krisis dengan kewajiban begitu besar hampir US$ 10 miliar. Kemudian diganti Piet Haryono, Dirjen Anggaran Departemen Keuangan untuk menstabilkan Pertamina. BUMN ini  terlihat stabil saat dipimpin oleh Faisal Abdau selama 10 tahun sejak 1987.

Bagaimana dengan situasi setelah reformasi?

Setelah reformasi, pergantian dirut Pertamina lebih cepat. Rata-rata menjabat antara delapan bulan sampai tiga tahun, saya dan Baihaqi termasuk yang tiga tahun. Saya masuk sebagai direksi pertengahan 2004, kemudian diangkat sebagai Dirut Pertamina pada awal 2006.

Pada masa Anda memimpin, kontroversi banyak terjadi?
Saya tidak terkejut karena selalu begitu. Pada awal masuk, Pertamina sedang melakukan transformasi atau perubahan. Saya sadar dalam proses perubahan itu, banyak terjadi prokontra, banyak kontroversi antara  budaya Pertamina lama dan baru. Saat itu, kami mulai menerapkan tata cara pengelolan perusahaan yang baik, transparan dan anti KKN. Kami yakin pasti banyak yang tidak suka karena itu mulai timbul suara di sana sini. Bagi saya itu biasa, yang penting kinerja Pertamina membaik, keuntungan dan efisiensi membaik, tata cara kelola perusahaan juga lebih baik. Buktinya, kami mendapatkan skor good corporate governance yang makin baik dari berbagai institusi dan media. Itu berarti kami sudah bergerak ke arah yang benar.

Apa bukti perbaikan itu?
Pada awal menjadi  dirut, kami membuat survei. Dari tujuh kriteria yang dipakai, hasilnya tidak ada yang bagus. Di mata masyarakat, Pertamina identik dengan KKN, curang, layanan buruk, merusak lingkungan, pokoknya tidak ada yang positif. Namun, sekarang kami mulai dihargai  masyarakat, SPBU sudah melayani lebih baik, transparansi membaik, kebocoran juga sudah  dapat diatasi. Memang dalam tempo tiga tahun masih ada yang belum sempurna di sana sini. Ada kelangkaan elpiji, kelangkaan BBM hingga kebakaran depo Plumpang.

Apakah kekurangan-kekurangan itu yang membuat Anda diganti?

Saya tidak tahu. Di tengah jalan memang timbul berbagai pendapat. Tapi, silahkan saja, saya serahkan ke pemagang saham. Jika pemegang saham ingin mengganti direksi, silahkan. Ini kan hak pemegang saham, mereka mungkin punya pertimbangan lain, misalnya soal umur atau pencapaian yang kurang. Yang jelas, pada akhir 2007, direksi Pertamina memang menandatangani kontrak dengan pemegang saham di hadapan wakil presiden soal langkah ke depan seperti apa, visi, misi, dan strateginya. Jadi, itu pegangan bagi siapapun yang mengganti saya. Saya lega karena yang menggantikan posisi saya berasal dari anggota direksi yang saya pimpin, artinya program Pertamina akan berlanjut.

Apakah niat penggantian itu sudah disampaikan sebelumnya?

Iya, itu pernah disampaikan Menteri BUMN kepada saya bahwa kita perlu melakukan penyegaran. Saya tidak perlu tahu dan tidak mau bertanya mengapa saya diganti. Itu tidak relevan. Karena pemegang saham punya kekuasaan tertinggi. Perusahaan memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, pemegang saham adalah pemegang kekuasaan tertinggi.

Kapan niat itu disampaikan?
Mungkin dua - tiga minggu silam.

Apakah penggantian ini ada kaitan dengan ketidakpuasan Presiden Yudhoyono yang disampaikan di media?
Cerita penggantian memang menghangat beberapa bulan terakhir. Saat itu memang ada pernyataan ketidakpuasan Presiden. Saya anggap itu sebagai kritik. Itu memang dinyatakan sudah beberapa kali. Misalnya, pada saat terjadi kenaikan harga LPG pada Oktober dan pada saat kelangkaan BBM awal tahun baru, saya sudah ditegur.

Apakah persoalan yang Anda alami akan terjadi juga pada masa Karen?

Soal kelangkaan, misalnya. Menurut pendapat saya, problem itu bisa berulang. Siapapun Dirut Pertamina meskipun diupayakan maksimal, mungkin bisa berulang. Sebab, masalah infrastruktur belum menjamin bahwa tidak akan terjadi ganggguan. Keandalan infrastruktur belum 100 persen. Infrastruktur BBM dan elpiji masih tertinggal jauh karena kebijakan masa lalu. Ini kami justru mulai membenahi  untuk meningkatkan infrastruktur. Tapi, itu perlu waktu. Saya kira tiga tahun lagi akan lebih baik.

Anda dimintai masukan oleh Menteri BUMN?
Saya memang diminta memberi masukan secara umum. Untuk dirut, saya menyatakan sebaiknya dari dalam sehingga proses transformasi bisa berjalan dengan baik. Sebab, untuk memahami Pertamina tidak terlalu mudah.

Mengapa .....
Pertamina memiliki tiga segmen bisnis. Ini mulai dari sektor hulu yang memiliki risiko sendiri, karena investasi bisa hilang jika tak menemukan minyak. Di sektor tengah, berupa bisnis pengolahan atau pembuatan produk agar ada nilai tambah. Di bisnis hilir melakukan usaha jasa penjualan. Nah, bagaimana agar tiga sektor ini bisa terintegrasi. Jika orang dalam yang dipilih, maka bisa cepat memahami dan mengambil tindakan.

Tetapi, Karen Agustiawan termasuk orang baru di Pertamina?

Karen memang baru tiga tahun di Pertamina. Tetapi, dia sudah duduk di direksi Pertamina, sudah mengetahui kegiatan Pertamina apa saja. Apalagi, direksi yang sekarang ikut menyusun visi dan misi Pertamina. Jadi kasih kesempatan Karen untuk bekerja.

Hari Buku Sedunia, Starbucks Indonesia Serahkan 8.769 Buku untuk Anak-anak

Omar S Anwar, Wakil Dirut juga dari luar Pertamina?
Ya, Omar perlu diberi waktu untuk belajar. Yang penting, direktur lama kan tetap dipertahankan. Ini untuk menjaga konsistensi dan kontinuitas.

Jadi, Karen orang yang tepat untuk Pertamina?

Ya, saya lihat begitu. Saya sering bilang salah satu dari direksi harus bisa gantikan saya. Dan jika gantikan saya, harus paham posisi Dirut seperti apa.

Bukankah, harapan Menteri BUMN sangat tinggi agar Pertamina kalahkan Petronas?
Ya, kami kan punya road map atau peta jalan dan Pertamina Charter. Di sana disebutkan visi dan misi Pertamina menuju perusahaan kelas dunia. Saya kira Karen sudah tahu road map itu.

Jadi, Anda merasa plong jabatan dirut dilepas ke Karen?
Ya, saya merasa plong. Saya lega karena yang kami bangun selama tiga  tahun akan berlanjut. Program investasi juga akan berjalan terus.

Terancam PHK Massal, Ratusan Karyawan Polo Ralph Lauren Demo di Depan MA
Prof Raymond Tjandrawinata.

Prof Raymond Tjandrawinata Raih Top 3 Peneliti Bidang Farmasi di Indonesia

Guru besar dan peneliti di Fakultas Bioteknologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya tersebut, telah menjelajahi dunia sains hingga negeri Paman Sam.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024