Manusia versus Harimau di Riau

Sejak 2002, Manusia Korban Tewas Terbanyak

VIVAnews - Pertarungan antara manusia dan harimau terjadi sejak lama, dari tahun 2002-2008 saja, tercatat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) jumah korban jiwa akibat keributan kedunya mencapai 14 tewas. Delapan harimau, dan enam manusia tewas serta 11 luka-luka.

Sementara tahun 2009, konflik manusia terhadap harimau masih cukup tinggi, dilaporkan empat orang di Sumatera ditemukan tewas, yakni di Lampung dan Jambi, serta dua orang lagi mengalami luka serius setelah dicabikcabik harimau di Riau. 

BBKSD menilai fakta itu adalah adanya penjualan Harimau Sumatera dan anggota badan tubuhnya cukup marak diburu dan diperjualbelikan. Bahkan hingga kini, aktivitas perburuan Harimau Sumatera belum terungkap.

Menyusul tewasnya enam orang akibat serangan harimau Sumatera di provinsi Jambi dalam satu bulan terakhir, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi dan WWF-Indonesia menyerukan pentingnya penghentian konversi hutan alam sesegera mungkin di propinsi tersebut demi alasan keselamatan publik dan penyelamatan harimau Sumatera.

Menurut Kepala BKSDA Jambi, Didy Wurjanto, tiga korban yang tewas diterkam harimau akhir pekan lalu diduga keras adalah pelaku illegal logging. Diperkirakan harimau yang menyerang mereka telah masuk kembali ke hutan habitatnya. Sedangkan harimau yang menewaskan tiga orang sebelumnya telah berhasil ditangkap.

Sementara itu di propinsi tetangganya, Riau, tige ekor harimau Sumatera muda juga tewas dibunuh dalam satu bulan terakhir setelah kedapatan masuk ke perkampungan penduduk. Dalam insiden terpisah di Riau, dua orang petani juga terpaksa dirawat di rumah sakit setelah diserang oleh seekor harimau akhir pekan lalu.

"Situasi kritis ini terjadi akibat pembukaan hutan habitat Harimau Sumatera yang menyebabkan terganggunya satwa dilindungi ini," kata Ian Kosasih, Direktur program Kehutanan WWF-Indonesia.

"Konflik antara harimau Sumatera dan manusia yang terjadi di Jambi ini merupakan sebuah peringatan  akan perlunya penghentian pembukaan hutan alam di Jambi, bukan hanya untuk penyelamatan harimau Sumatera saja tetapi juga untuk keselamatan publik."

Propinsi Jambi adalah salah satu dari dua lanskap yang ditetapkan sebagai "Prioritas Global Konservasi Harimau" di pulau Sumatera oleh para ahli konservasi harimau  pada tahun 2005 lalu. Jumlah populasi Harimau Sumatera diperkirakan hanya tersisa  sekitar 400 individu di alam bebas di seluruh Sumatera.

Selain dipicu oleh pembalakan liar, pembukaan hutan di Jambi juga ditengarai terjadi akibat pengembangan perkebunan sawit oleh warga pendatang dan konversi untuk mensuplai bahan baku pabrik bubur kertas. Pembukaan hutan merupakan salah satu penyebab utama terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar.

Pada saat dilakukan pemberantasan illegal logging besar-besaran di Riau pada 2007 hingga akhir 2008 lalu diperkirakan sejumlah aktivitas pembalakan liar telah berpindah ke Propinsi Jambi.

Didy Wurjanto, Kepala BKSDA Jambi mengatakan bahwa untuk mengantisipasi berlanjutnya serangan harimau Sumatera terhadap warga, timnya bekerjasama dengan aparat setempat melakukan patroli penghentian aktivitas pembukaan hutan oleh pembalak liar mapun oleh pendatang yang merambah hutan untuk perkebunan sawit.

Salah satu penyebab utama terjadinya konflik antara satwa dan manusia di pulau Sumatera adalah rusaknya hutan habitat satwa liar, seperti yang saat ini terjadi di propinsi Jambi. Data WWF-Indonesia menunjukkan bahwa antara tahun 1985 sampai dengan 2007 tutupan hutan di Sumatera mengalami laju kerusakan yang sangat tinggi yaitu 12 juta hektar atau penurunan sebesar 48 persen tutupan hutan dalam 22 tahun.

"Tewasnya enam orang akibat diterkam harimau di Jambi dalam satu bulan terakhir merupakan sinyal peringatan akan pentingnya upaya serius dari berbagai pihak untuk segera menghentikan pembukaan hutan alam dan memberikan tempat yang cukup bagi harimau untuk hidup,"  kata Didy.

"Selain itu sangat penting untuk memastikan bahwa pemerintah daerah setempat mempunyai kebijakan pembangunan yang berkelanjutan, dimana perlindungan sumber daya alam dalam jangka panjang juga menjadi acuan, bukan hanya pembangunan ekonomi."

Sementara itu, dalam insiden yang terjadi di Riau, lokasi konflik merupakan bagian dari blok hutan Kerumutan, salah satu habitat penting harimau Sumatera. Dua bulan lalu terjadi kebakaran besar di hutan tersebut yang diduga kuat akibat pembukaan hutan  untuk pengembangan perkebunan sawit.

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Anies Ungkit Pilpres 2024 Banyak Catatan

WWF bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat serta sejumlah LSM lokal di Riau dan Jambi untuk mengurangi konflik manusia dan satwa. Saat ini WWF telah menurunkan staf lapangannya guna mempelajari lebih jauh insiden pembunuhan harimau yang terjadi di Riau.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, saat memberikan keterangan pers di Puncak Perayaan Hari Konsumen Nasional di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu, 24 April 2024 [dok. Kemendag]

Mendag Sebut Revisi Kebijakan Impor Rampung Pekan Ini, Simak Ketentuannya

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, saat ini revisi Permendag No. 36/2023 terkait Kebijakan dan Peraturan Impor sudah berada dalam tahap h

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024