Modernisasi di Afganistan

Taliban Ikut Bergaya dengan iPhone

VIVAnews - Mullah Abdul Salaam Zaeef adalah mantan duta besar Taliban untuk Pakistan. Ia pernah ditahan di penjara Teluk Guantanamo, Kuba selama empat tahun. Zaeef selalu bersorban hitam, berjanggut lebat, dan kini kecanduan telepon seluler (ponsel) produksi Apple Inc., iPhone.

"Saya sangat suka telepon ini karena mudah dipakai dan canggih," kata Zaeef. Ia mengaku menggunakan iPhone untuk menelusuri internet, atau menemukan lokasi sulit dengan bantuan Sistem Pemosisian Global (GPS). Zaeef juga memakai iPhone untuk mengecek saldo tabungannya.

Kelompok ultra-konservatif Taliban menolak penggunaan teknologi modern seperti internet atau televisi pada periode 1996-2001. Namun setelah Taliban tidak berkuasa lagi, Afghanistan mendapat serangan teknologi besar-besaran dan membawa negara itu ke abad 21.

Kaum muda Afghanistan mengalami kehidupan yang jauh berbeda dibanding orang tua mereka. Keterbukaan aliran informasi membuat mereka tidak terjebak dalam lingkaran perang. "Mereka terhubung dengan dunia internasional, itulah peran penting teknologi di Afghanistan," kata politisi Shukria Barakzai.

Barakzai mencontohkan acara televisi populer, konter menyanyi Afghan Star. Para penonton memilih idolanya melalui pesan singkat. "Ini bisa jadi media pembelajaran demokrasi," kata Barakzai.

Delapan tahun lalu, hanya ada sedikit pengguna telepon seluler di Afghanistan. Sebagian besar digunakan anggota pemerintahan Taliban. Kini ada lebih dari 8 juta ponsel, artinya satu dari empat penduduk Afghanistan memiliki ponsel.

Sekretaris Jenderal Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jaap de Hoop Scheffer mengatakan Afghanistan di masa pemerintahan Taliban berada di zaman pertengahan, penuh pertengkaran dan peperangan. Berkat teknologi, rakyat Afghanistan kini hidup damai.

Akses mendapat pendidikan dan kesehatan sepuluh kali lipat lebih mudah dibanding sebelumnya. "Saya melihat simbol kemajuan ketika melihat seorang Afghanistan menggunakan iPhone di Kabul," kata Scheffer belum lama ini.

Sekarang Kabul memiliki satu pusat perbelanjaan mengilap, lengkap dengan kedai kopi a la Eropa dan lift kaca. Toko-toko elektronik dijejali perangkat GPS, konsol permainan PlayStations, televisi layar datar, dan pemutar file audio Apple iPod.

Perusahaan ponsel terbesar Afghanistan, Roshan memperoleh tambahan 1 juta konsumen antara Juni 2008 hingga awal Februari 2009. Pengguna ponsel Roshan kini lebih dari 3 juta orang., sekitar 56 persen dari pengguna ponsel di Afghanistan.

"Afghanistan benar-benar sedang berkembang, sembilan tahun lalu kami tidak mengetahui ada benda bernama ponsel," kata pemilik toko elektronik, Faridullah.

Namun perkembangan teknologi ini tidak diimbangi kemajuan ekonomi. Pendapatan tahunan rata-rata penduduk Afghanistan masih sekitar US$ 800 per tahun. Pemilik toko rata-rata menyasar penduduk yang sangat kaya atau ekspatriat.

Legislator Soroti Daya Beli Gen Z di Jakarta, Bisa Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi

"Barang-barang elektronik masih sangat mahal, dan ekonomi menjadi hambatan perkembangan teknologi," kata Jawid, pemilik toko elektronik lainnya. (AP)

bantuan untuk warga Gaza

Meski Negaranya Tengah Dilanda Aksi Terorisme, Rusia Tetap Kirim 29 Ton Bantuan ke Gaza

Meski tengah berduka, Rusia mengatakan pihaknya tetap mengirimkan lebih dari 29 ton bantuan kemanusiaan ke pada warga Palestina di Jalur Gaza yang tengah dilanda perang.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024