VIVAnews - Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, pagi ini, Senin 30 Maret 2009, akan membacakan putusan sela kasus dugaan penyuapan dengan terdakwa Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Agus Sjafiin Pane. Sidang akan dipimpin Ketua Majelis Moerdiono. Sidang ini akan menentukan nasib Agus.
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum mengatakan Agus bersalah karena menerima sejumlah uang dari importir. Uang itu diberikan untuk melancarkan proses pengeluaran barang dari jalur hijau pabean Pelabuhan Tanjung Priok.
Penuntut menjerat dia sebagaimana diatur dalam pasal 12b atau pasal 11 Undang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Menurut Jaksa, Agus menerima hadiah berupa uang tunai senilai Rp 76,7 juta dari PT Changhong Tan Nadim, uang sebesar Rp 6 juta dari PT Kenari Djaya Muhammad Yusuf, uang Rp 3 juta dari PT Gemilang Expressindo Hilda Suwandi, Rp 22 juta dari PT Hibson Wira Prakarsa Hernoto Prawiro, Uang tunai Rp 900 ribu dari PT Daisy Mutiara Nusantara M Agus Subandi, RP 12,1 juta dari PT Catur Daya Sembada Subagyo dan Rp 800 ribu dari CV Sinar Fajar Robby Aritonang.
Menurut Jaksa, Agus bekerja sama dengan Petugas Fungsional Pemeriksa Dokumen Piyossi dan Pangihutan Manahara Uli Marpaung untuk menerima setoran sejumlah uang dari para importir dan PPJK.
"Uang itu diterima lalu dikumpulkan pada saat jam istirahat dan dihitung setelah jam pulang kantor," kata Dwi. Perbuatan itu dilakukan terdakwa, Piyossi, Eddy Iman Santoso dan Pangihutan.
Penghitungan uang, kata Dwi, dilakukan dalam mobil suzuki APV bernomor B 2737 SQ. "Uang dimasukkan ke dalam 24 lembar amplop yang masing-masing bernilai Rp 1juta sampai Rp 2 juta," kata dia. Uang itu dibagi-bagikan setiap satu atau dua minggu sekali.
Tuduhan ini dibantah Penasihat Hukum Agus, Budi Santoso. Menurut dia, Agus tidak dapat diadili Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Alasannya, terdakwa adalah pegawai negeri sipil biasa. "Bukan penyelenggara negara sebagaimana diatur dalam pasal 12b Undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi," kata dia.
Kasus ini bermula 30 Mei 2008, Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan inspeksi mendadak . Hasil pemeriksaan ditemukan barang bukti berupa amplop berisi uang tunai senilai Rp 87,5 juta, US$ 1000, AUS$ 50 dan SNG$ 23. "Serta catatan pemberian uang dari para importir," kata Jaksa Dwi.
VIVA.co.id
17 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
BYD akan meramaikan ceruk pasar komersial melalui pikap kabin ganda bertenaga listrik. Sebelumnya jenama asal China itu sudah memiliki mobil listrik penumpang, dan bus
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
29 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Sinopsis Branding In Seongsu Episode 19: Kisah Pilu Alasan Dendam Lomon 5 sejak Tahun Lalu
IntipSeleb
2 jam lalu
Branding In Seongsu episode 19 mengisahkan bagaimana perasaan Lomon untuk balas dendam tercipta karena alasan yang memilukan. Apa itu? Intip spoilernya di bawah.
Intip Fakta Menarik Liza Natalia, Tinggalkan Karier Sebagai Biduan demi Menjadi Instruktur Zumba
JagoDangdut
21 menit lalu
Lantas apa saja fakta menarik Liza Natalia yang kini tinggalkan profesi sebagai penyanyi dangdut dan beralih sebagai instruktur Zumba? Berikut ini ulasannya!
Selengkapnya
Isu Terkini