Laba BNI Naik 36%, NPL Merosot

VIVAnews - PT Bank Negara Indonesia Tbk mencatat kenaikan laba bersih sepanjang 2008 sebesar 36 persen. Sementara angka kredit bermasalah turun di bawah 5 persen.

Manajemen dalam paparannya, Senin 30 Maret 2009 ini menyatakan, untuk mengantisipasi kondisi ekonomi yang melemah di tahun 2008, bank tetap fokus pada upaya perbaikan kualitas aset yang ditunjukkan dengan turunnya NPL menjadi di bawah 5 persen, yaitu  4,9 persen (NPL Gross) dan 2 persen (NPL Net).

Disamping itu, penguatan fundamental keuangan melalui peningkatan  coverage ratio (rasio pencadangan/NPL) hingga 101 persen. Posisi PPAP ditingkatkan sebesar 61,2 persen dari Rp 2,70 triliun pada tahun 2007, menjadi Rp 4,36 triliun pada tahun 2008.

"Meski menghadapi tantangan berat di tahun 2008, BNI berhasil memperkuat kondisi fundamental perusahaan dengan neraca yang lebih sehat," kata Direktur UTama Gatot M Suwondo di Jakarta.

Dia menjelaskan, pada tahun 2008, mesin-mesin bisnis BNI berjalan dengan sangat baik hingga mampu menghimpun Laba Sebelum PPAP sebesar Rp 6,29 triliun atau naik 50,3 persen dari tahun 2007 yang sebesar Rp 4,19 triliun.  Hal ini terutama didorong oleh naiknya pendapatan bunga bersih (net interest income) sebesar 33 persen menjadi Rp 9,91 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 7,47 triliun.

Kenaikan tersebut diikuti pula dengan peningkatan pendapatan non-bunga (non-interest income) dari recurring fee sebesar 27 persen menjadi Rp 3,69 triliun yang berasal dari pendapatan dari jasa-jasa perbankan, antara lain jasa ATM, pengelolaan rekening, transaksi ekspor-impor (trade finance), bank garansi serta pendapatan dari bisnis kartu.

Menurut Gatot, peningkatan PPAP merupakan kebijakan yang diambil manajemen dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang tidak menentu. Sejak tahun 2008, bank menerapkan kebijakan yang lebih konservatif dan prudent terkait dengan beban pencadangan atas kredit bermasalah. Dengan kebijakan penambahan pencadangan ini, coverage ratio dapat ditingkatkan dari 71,9 persen pada tahun 2007 menjadi 101 persen pada tahun 2008.  Laba bersih setelah pajak tercatat 36,1 persen.

Sementara itu total aktiva bank per 31 Desember 2008 tercatat sebesar Rp 201,74 triliun, atau naik 10,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 183,34 triliun. Kenaikan aktiva antara lain terjadi pada pos penempatan dana (53 persen) dan pertumbuhan kredit (26 persen).

Outstanding Kredit


Outstanding kredit per Desember 2008 mencapai Rp 111,99 triliun (naik 26,3 persen) dari Rp 88,65 triliun di akhir tahun 2007 lalu, termasuk pembiayaan Syariah yang naik 74 persen dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 3,1 triliun di akhir 2008. Ekspansi tertinggi dibukukan oleh kredit segmen UKM dan kredit konsumer, dengan pertumbuhan masing-masing senilai Rp 9,89 triliun (naik 26 persen)  dan Rp 4,0 triliun (naik 30,62 persen).

Salah satu produk unggulan, yaitu BNI Griya mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 48,30 persen menjadi Rp 7,03 triliun dengan penambahan nasabah baru sebanyak  kurang lebih 21 ribu. Sedangkan produk kredit usaha kecil BNI Wirausaha mengalami pertumbuhan hingga 97,6 persen. Pertumbuhan kredit usaha kecil ini tidak terlepas dari gencarnya penyaluran kredit di sentra kredit dan cabang dengan dukungan implementasi teknologi e-Lo (electronic loan origination system).

Komposisi kredit saat ini masih sejalan dengan yang ditargetkan, dimana pinjaman korporasi merupakan 33 persen dari total pinjaman, sedangkan porsi pinjaman UKM dan konsumer masing-masing sebesar 43 persen dan 15 persen dan sisanya adalah pembiayaan Syariah (3 persen).

Di sisi liabilities, dana masyarakat meningkat 12 persen menjadi Rp 163,16 triliun. Sementara komposisi dana cukup sehat, yaitu terdiri dari 42 persen deposito, 32 persen tabungan dan 26 persen giro. Salah satu pencapaian yang patut dicatat adalah penambahan nasabah dana sebanyak 1 juta rekening baru di tahun 2008.

Sementara rasio kecukupan modal (CAR) terjaga pada level 13,5% (setelah memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar), lebih tinggi dari persyaratan minimum Bank Indonesia sebesar 8 persen. Net interest margin (NIM) yang naik menjadi 6,3 persen mencerminkan keberhasilan BNI meningkatkan yield dari earning asset dengan tetap menjaga cost of fund. Sedangkan rasio profitabilitas yaitu return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) menunjukkan kenaikan dari 0,5 persen dan 5,6 persen pada akhir tahun 2007 menjadi 1,1 persen dan 9,0 persen. 

BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya
Aksi panggung Reza Artamevia dalam Soul Intimate Concert 2.0

Ajak Bernostalgia, Dewa 19 hingga Reza Artamevia Guncang Panggung Soul Intimate Concert 2.0

Dewa 19, Reza Artamevia dan Maliq & D'Essentials hibur penonton dengan deretan hits ngetop di panggung Soul Intimate Concert 2.0.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024