VIVAnews - Prancis akan keluar dari Konferensi Tingkat Tinggi para pemimpin 20 negara (G-20), Kamis 2 April 2009, jika tuntutannya agar regulasi keuangan yang lebih ketat tidak dipenuhi. Demikian ungkap kata Menteri Keuangan Prancis, Christine Lagarde kepada stasiun televisi BBC, Selasa 31 Maret 2009.
Dalam program acara bincang-bincang, Hard Talk, Lagarde mengatakan bahwa Presiden Nicolas Sarkozy tidak akan menandatangani kesepakatan apapun jika dia merasa tidak ada yang bisa dilakukan mengenai hal itu.
Menurut Prancis, memperketat regulasi keuangan akan menjadi salah satu isu penting dalam G20 ini. Namun, menurut Lagarde, Prancis menginginkan regulator keuangan global yang lebih kuat dibandingkan keinginan Amerika Serikat dan Inggris.
"Presiden Sarkozy bersikap sangat jelas atas masalah ini. Dia mengatakan bila kepentingan tersebut tidak tercantum, saya tidak akan menandatangani komunike," kata Lagarde. "Ini artinya keluar dari sidang. Saya rasa pendirian dia sudah sangat kuat," lanjut Lagarde.
Jika Perancis dibiarkan meninggalkan KTT ini, maka itu akan merupakan tamparan baik bagi Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown dan Presiden Amerika, Barack Obama. Kedua pemimpin ini sudah menyatakan harapannya yang tinggi agar KTT ini berhasil.
Para pemimpin dunia anggota G-20 akan membahas langkah-langkah mengatasi kelesuan ekonomi.
Negara-negara kelompok G-20 adalah Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Cina, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa.
Kantor LPS Bakal Hadir di Medan, Diresmikan 3 Mei 2024
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kini membuka Kantor Perwakilan LPS I Medan, di Gedung Sinarmas Plaza, Kota Medan.
