VIVAnews - Komisi Pemberantasan Korupsi mengaku sudah mengurus izin kepemilikan 100 pucuk pistol sejak awal 2008. Komisi pun tengah mencari siapa yang berhak memiliki pistol-pistol itu.
"Mengurus izin itu kan lama, butuh waktu. Kita sudah urus sejak awal 2008," kata juru bicara komisi Johan Budi SP saat berbincang dengan VIVAnews, Rabu, 22 Oktober 2008.
Berdasarkan dokumen audit Badan Pemeriksa Keuangan yang diperoleh VIVAnews, disebutkan pengadaan 100 pucuk pistol tahun pengadaan 2007 itu menghabiskan dana Rp 1.662.700.000. "Pengadaan 100 pucuk senjata genggam belum ada perizinannya," ujar penanggung jawab audit, Hery Subowo.
Untuk mendapatkan izin, lanjut Johan, seseorang harus menjalani sejumlah tes, termasuk tes psikologi. "Pemeriksaan siapa yang harus memegang pistol itu lama. Banyak tahapannya," jelasnya.
Nantinya, lanjut Johan, pimpinan komisi akan memegang pistol itu secara melekat. Para penyelidik dan penyidik komisi juga akan memegang pistol-pistol itu, namun mereka akan menggunakannya jika diperlukan. "Tapi itu semua masih dibahas siapa saja yang akan megang pistol," ujarnya.
Selain mengenai pistol, lembaga audit juga menemukan ada kendaraan roda empat yang merupakan hibah dari bea cukai yang tidak didukung dengan dokumen kepemilikan. Komisi dinilai tidak segera mengurus surat hibah atau serah terima barang tersebut ke pihak pemberi hibah.
Mengenai mobil hibah ini, Sekretaris Jenderal komisi telah memberikan penjelasan atas audit itu. Menurutnya, komisi sampai saat ini belum memperoleh formulir C yang merupakan salah satu prasyarat diterbitkannya Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor. "KPK akan melayangkan surat ke Direktoran Jenderal Bea Cukai tentang pengeluaran dokumen dimaksud," jelasnya.
Top Trending: Jerome Polin Jadi Sasaran Netizen hingga Imam Masjidil Haram Cari Kuliner Indomie
Artikel mengenai Viral! Imam Masjidil Haram Syekh Sudais Cari Indomie di Stand Kuliner Mahasiswa Indonesia berada di posisi terpopuler pertama pada kanal trending
