Menjaga Si Kecil Terhindar dari Penculikan

VIVAnews - Kasus penculikan anak makin marak. Hal itu membuat orangtua semakin resah. Pelakunya seringkali bukan orang asing, tapi justru orang yang dekat dengan keluarga dan telah dipercaya.

Hal ini tentu saja membuat banyak orangtua khawatir membiarkan buah hatinya tanpa pengawasan. Baik ke sekolah maupun saat hendak bermain. Tapi hal itu justru membuat orag tua terlalu protektif pada anaknya. Bisa-bisa si anak merasa terkekang.

Kekhawatiran orangtua akan keselamatan anaknya adalah hal wajar. Tapi untuk mencegah terjadinya penculikan, orangtua bisa melakukan tindakan antisipatif.

Ada beberapa hal yang harus Anda tekankan terhadap anak-anak. Berikut kiat untuk menghindari penculikan terhadap anak:

Fokus Arsenal di Bursa Transfer, Perkuat 3 Posisi

• Ingatkan anak Anda agar jangan meladeni ajakan orang tidak dikenal meskipun ada iming-iming yang menarik.

• Anak balita sebaiknya selalu ditemani selama perjalanan berangkat atau pulang sekolah.

Balap Liar Maut di Bekasi, Pemotor Cewek Tewas Tertabrak

• Ketika bermain di luar rumah pun, anak balita sebaiknya juga didampingi oleh orang yang kita percaya.

• Waspada terhadap orang-orang yang pernah bekerja di rumah, seperti pembantu, supir, mantan pembantu, atau mantan supir.

Fenomenal, 8 Fakta Menarik Buku Habis Gelap Terbitlah Terang

• Orangtua sebaiknya mengetahui latar belakang mereka karena bisa jadi orang-orang itu menjadi kaki tangan penculik, secara sadar atau tidak sadar.

• Jangan memberi kesempatan kepada orang asing untuk sering datang ke rumah, seperti pacar pembantu, misalnya, karena kesempatan ini mungkin digunakan untuk melakukan kejahatan.

• Anak sebaiknya tidak perlu mengenakan perhiasan atau membawa barang mahal karena bisa memicu penculikan.

• Jalin komunikasi yang baik dengan anak. Meskipun masih balita, anak sudah bisa bercerita tentang hal-hal yang dia alami.

• Begitu pula dengan pihak sekolah. Di sekolah, orangtua harus tahu persis jam belajar sekolah dan dengan siapa anak berangkat dan pulang sekolah.

• Sekolah juga perlu memastikan anak dijemput orang yang memang ditugasi orangtua.

• Bila menggunakan jasa angkutan antar-jemput sekolah, orangtua harus tahu pasti siapa pengemudi kendaraan tersebut.

• Orangtua harus bertanya jika ada orang lain (selain pengemudi tetap) yang mengemudikan kendaraan itu. Agar lebih aman, orangtua bisa menggunakan antar-jemput yang disiapkan sekolah.

• Pihak sekolah harus bersikap tegas dan bertanggung jawab terhadap anak didiknya selama berada di sekolah.

• Termasuk memerhatikan orang yang biasa mengantar jemput anak-anak. Jika ada penjemput yang baru, sebaiknya pihak sekolah atau guru terlebih dulu mengontak orangtua anak yang bersangkutan.

• Untuk anak yang menggunakan kendaraan umum, orangtua harus mengajarkan anak untuk pergi dan pulang sekolah secara berkelompok. Dengan demikian, ketika ada salah satu anak yang hilang bisa terdeteksi secara dini. Jika ada seseorang yang memaksa anak untuk ikut, anak harus mencari tempat persinggahan yang aman seperti rumah penduduk.

• Orangtua harus berani melaporkan kepada polisi jika ada penculikan meskipun ada ancaman. Namun, sebaiknya laporan itu dilakukan secara diam-diam.

• Publikasi berlebihan terhadap kasus penculikan yang pelakunya belum tertangkap justru bisa mencelakakan korban.

• Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka ikut mengamati dan mengawasi lingkungan. Masyarakat sebaiknya bersedia menjadi tempat singgah bagi anak-anak yang merasa terancam diikuti orang.

Disadur dari situs Humas Polda Metro Jaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya