VIVAnews - Para agen Dinas Intelijen AS, CIA, diketahui menyiksa seorang dalang serangan teror 11 September 2001, Khalid Sheikh Mohammed, dengan teknik interogasi waterboarding, sedikitnya sebanyak 183 kali. Siksaan yang sama juga dialami seorang tersangka teroris, Abu Zubaydah, walaupun frekuensinya lebih sedikit, yaitu 83 kali.
Demikian menurut memo rahasia Departemen Kehakiman AS tahun 2005 yang diperoleh harian AS, The New York Times dan diberitakan di laman harian Inggris, The Times, Senin 20 April 2009. Siksaan dengan waterboarding, bagi CIA, merupakan salah satu teknik efektif untuk bisa mengorek informasi dari tersangka teroris.
Waterboarding merupakan teknik siksaan dengan air. Korban ditelentangkan dalam posisi kepala lebih rendah dari kedua kaki. Kepala korban terlebih dahulu ditutup karung sebelum akhirnya disiram dengan guyuran air. Dengan demikian, korban merasa seperti ditenggelamkan di dalam kolam dan berisiko mati karena siksaan itu bisa merusak paru-paru.
Memo Departemen Kehakiman mengungkapkan bahwa Maret 2003, Khalid menderita siksaan waterboarding sebanyak 183 kali. Sedangkan Zubaydah, yang merupakan tahanan pertama CIA di luar negeri pada Agustus 2002 juga disiksa dengan metode yang sama, namun tidak sebanyak yang dialami Khalid.
Kendati demikian, seorang mantan agen CIA mengungkapkan kepada pers bahwa saat disiksa dengan teknik waterboarding, Zubaydah hanya bisa bertahan selama 35 detik sebelum dia bersedia mengungkapkan semua informasi yang dia ketahui.
Namun, sejak memerintah AS, Presiden Barack Obama melarang CIA maupun aparat keamanan lain menggunakan teknik waterboarding dalam mengorek informasi dari tersangka teroris. Dengan demikian, insitusi keamanan AS tak lagi menerapkan waterboarding, yang semasa pemerintahan George W. Bush bukan termasuk penyiksaan.
Memo mengenai waterboarding itu merupakan salah satu dari empat dokumen yang mengungkapkan teknik interogasi yang brutal. Memo-memo semasa kepresidenan Bush itu sengaja diungkapkan oleh pemerintahan Obama pekan lalu.
Dokumen itu menunjukkan teknik interogasi yang dilakukan CIA, berdasarkan 3.000 laporan intelijen, kepada para tersangka teroris periode 11 September 2001 hingga April 2003.
VIVA.co.id
17 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
5 Negara yang Bakal Jadi Medan Perang Jika Perang Dunia III Pecah, Indonesia Gimana?
Dunia
17 Apr 2024
Isu tentang kemungkinan terjadinya konflik bersenjata secara global atau perang dunia III selalu jadi topik yang sensitif dan sering kali memicu diskusi yang sengit.
Jokowi Bertemu Tim Cook Hari Ini, Menperin: Ada Kebijakan yang Kita Keluarkan untuk Apple
Bisnis
17 Apr 2024
Chief Executive Officer (CEO) Apple Tim Cook akan datang ke Indonesia pada hari ini, 17 April 2024, untuk bertemu dengan
Presiden Jokowi.
Ketua DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay mengatakan seharusnya PPP lebih dahulu mengakui kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024, jika partai b
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan partainya sedang menjaring bakal calon untuk diusung maju di Pilkada Jakarta 2024. Dia menyebut PDIP.
Proyek Pengolahan Sampah Jadi Energi di Bekasi Terancam Gagal Karena Tata Kelola Buruk
Metro
17 Apr 2024
Peneliti sustainability Sigmaphi Indonesia, Gusti Raganata secara khusus meminta Pemerintah Kota Bekasi untuk memiliki komitmen tinggi dalam proyek pengelolaan sampah men
Selengkapnya
VIVA Networks
Suzuki Indomobil Sales (SIS) recall Suzuki Jimny 3 pintu akibat fuel pump. Hanya sebagian, yaitu 448 unit yang diproduksi 20 November 2017, sampai 29 Agustus 2019.
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
28 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Sinopsis Concrete Utopia, Upaya Bertahan Hidup Para Penghuni Apartemen Pasca Bencana Alam
IntipSeleb
7 jam lalu
Film Concrete Utopia adalah film Korea Selatan yang mengambil tema pasca bencana alam sehingga orang-orang yang selamat dan tersisa berusaha bertahan hidup.
Pada lebaran Idul Fitri kali ini, Jirayut akhirnya bisa mudik ke Thailand berkumpul bersama keluarga tercinta. Tak hanya itu, ia bersama keluarganya juga menempati rumah.
Selengkapnya
Isu Terkini