Tahap Awal Auto Rejection Dibuka 15-20%

VIVAnews  -  PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan membuka auto rejection atas dan bawah hingga batas normal sebesar 20-30 persen. Namun, pada tahap awal, auto rejection akan dibuka 15-20 persen hingga kondisi pasar membaik.

Direktur Utama BEI Erry Firmansyah mengatakan, pembukaan auto rejection sebesar 15-20 persen akan dilakukan dalam waktu dekat. Meski demikian, otoritas bursa tetap mempertimbangkan kondisi pasar.

Auto rejection akan ditelaah hingga mencapai 20-30 persen secara bertahap. Tahap awal diupayakan 15-20 persen dulu,” kata dia pada konferensi pers usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Selasa 28 Oktober 2008.

Erry menambahkan, pihaknya akan menetapkan auto rejection simetris, yakni dengan batas atas maupun bawah sama. Auto rejection simetris tetap dilakukan meski BEI sudah berhasil menerapkan sistem asimetris pada uji teknis anggota bursa, Sabtu 25 Oktober 2008.

“Sistem transaksi bursa awalnya tidak bisa asimetris. Tapi, setelah uji teknis, akhirnya berhasil melakukan sistem asimetris. Implementasinya melihat kondisi pasar,” tegas dia.

Menurut dia, sistem simetris tetap dilakukan untuk mendidik pelaku pasar. “Jangan sampai, hanya karena ingin harga naik tinggi, tapi tidak mau turun,”  ujar dia.

Erry juga menjelaskan, saat ini BEI fokus untuk memperkuat investor domestik. Hal itu dilakukan dengan melaksanakan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading), terutama untuk menjangkau investor di daerah.

Tampang Pelaku Perampokan Sadis Turis Perancis di Bukit Sipiso-piso Kabupaten Karo

“Saat ini, anggota bursa yang melakukan remote trading mencapai 92 persen, sisanya masih melalui lantai bursa. Jika dilihat dari data bursa, investor dengan remote trading sudah mencapai 1 juta,” tambah dia.

Namun, pencapaian itu masih jauh dari yang ditargetkan BEI. “Harapannya investor remote trading mencapai 3-5 juta. Tapi, itu masih harus melihat kondisi pasar,” lanjut dia. Erry mengakui, sistem remote trading tidak ada kendala.  Hal itu terlihat dari perdagangan bursa dalam dua tahun terakhir yang meningkat.

VIVA Militer: Bendera Republik Islam Iran

Eskalasi Meningkat, Kemlu Minta WNI di Timur Tengah Waspada Perang Iran-Israel

Kemlu juga mengimbau WNI di Iran, Israel dan Palestina untuk meningkatkan kewaspadaan, mengantisipasi terjadinya eskalasi keamanan di tengah memanasnya Teheran-Tel Aviv

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024