Pertumbuhan Enseval Diproyeksi Turun

VIVAnews - PT Enseval Putra Megatrading Tbk (EPMT) memproyeksikan penurunan pertumbuhan penjualan karena krisis ekonomi global. Proyeksi penurunan pertumbuhan itu tercermin dari berkurangnya pesanan, terutama di Sumatera dan Kalimantan pada dua bulan pertama kuartal IV-2008.

"Meski sudah menunjukkan penurunan, kami berharap pertumbuhan penjualan bisa mencapai dua digit," kata Direktur Utama Enseval Putra Megatrading Vidjongtius pada paparan publik perseroan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis, 13 November 2008.

Dia mengatakan, perseroan sebelumnya menargetkan pertumbuhan sebesar 8-10 persen hingga 2010-2011. Sementara itu, pertumbuhan penjualan dan margin usaha pada 2003-2007 rata-rata mencapai 13,6 persen dan 11,5 persen.

Vidjongtius mengungkapkan, target pertumbuhan sulit dicapai karena krisis finansial global sangat berpengaruh pada operasional perseroan. "Bahan baku kami impor dari luar negeri, sehingga harus menggunakan mata uang dolar AS," ujar dia.

Dia mengakui, pada awal kuartal IV-2008 sudah ada penurunan pesanan, bahkan pembatalan. Untuk mengantisipasi hal itu, Enseval cenderung menurunkan persediaan barang dan memilih memegang dalam bentuk cash.

Analis Danareksa Sekuritas Yoga Prakasa mengatakan, kinerja keuangan Enseval banyak dipengaruhi oleh krisis ekonomi. Hal itu karena perseroan banyak membeli dalam dolar AS, sedangkan menjual dalam rupiah. Meski demikian, penurunan itu belum banyak terlihat tahun ini.

"Saat ini, Indonesia baru terimbas sedikit dari krisis finansial itu, terutama untuk industri farmasi," kata dia.

Krisis finansial baru terlihat dampaknya bagi sektor komoditas dan tercermin dari penurunan harga.

Hingga akhir September 2008, perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 5,37 triliun atau naik 14,6 persen dari 2007 senilai Rp 4,69 triliun. Laba bersih menjadi Rp 189,72 miliar atau naik 13,9 persen dari sebelumnya Rp 166,58 miliar.

Posisi kas pada periode tersebut sebesar Rp 240 miliar. Sementara itu, pemegang saham Enseval adalah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sebanyak 58,2 persen dan publik 41,8 persen.

Pecahkan Rekor Tertinggi, Harga Emas Hari Ini Tembus Rp 1.249.000 Per Gram
Ilustrasi: Polisi di lokasi kecelakaan.

Sopir Sedan di Tangsel Jadi Tersangka Usai Tabrak Pemotor dan PKL

Dalam peristiwa kecelakaan pengemudi mobil sedan yang menabrak pemotor dan PKL terdapat satu orang meninggal dunia.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024