Presiden: Krisis Global karena Aksi Spekulasi

VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pelaku ekonomi memetik pelajaran dari krisis global yang dipicu kegiatan spekulasi di pasar keuangan. Kegiatan spekulasi itu hanya menciptakan gelembung ekonomi (economic bubble).

"Krisis keuangan global yang terjadi selama ini, menyadarkan kita semua bahwa berbagai kegiatan keuangan yang tidak ditujukan untuk kegiatan yang sebenarnya, ternyata tidak tepat, karena hanya akan menciptakan economic bubble seperti yang terjadi sekarang ini," kata Yudhoyono dalam sambutannya saat membuka Festival Ekonomi Syariah kedua di JCC, Rabu 4 Februari 2009.

Krisis keuangan global, kata dia, telah menyeret banyak negara ke jurang resesi ekonomi. Seperti ketahui, krisis yang terjadi bermula dari masalah pengaturan pemerintah Amerika Serikat dalam pemberian kredit pembiayaan dan tingginya kegiatan spekulasi di pasar keuangan.

"Krisis itu telah memberi dampak negatif terhadap perekonomian internasional. Berbagai perusaahaan keuangan ternama yang mengelola sumber dana dari masyarakat luas terlah bertambangan akibat jatuhnya nilai dari aset yang dikelolanya," kata dia.
 
Berbagai langkah antisipasi dan penanggulangan telah banyak dilakukan oleh banyak negara termasuk pemerintah Indonesia. Sebagai langkah awal, pemerintah telah menetapkan 10 Arahan Presiden untuk mengantisipasi dampak krisis yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan penetapan tiga Perpu yaitu Perpu No. 2 tahun 2008 tentang BI, Perpu No. 3 tahun 2008 tentang Lembaga Penjamin Simpanan dan Perpu No. 4 tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sektor Keuangan.
 
Pemeritah juga telah membentuk berbagai forum koordinasi antarinstansi yang memungkinkan dilakukannya antisipasi secara lebih efektif dan efisien. Pemerintah juga telah menggulirkan berbagai paket stimulus ekonomi dalam berbagai bentuk dan jumlah yang cukup besar.  "Kita patut bersyukur pemerintah Indonesia secara umum diakui telah berhasil dalam menangani dampak krisis dengan sangat kompeten. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menjalin kebersamaan dengan pemerintah selama ini," kata dia.
 
Meskipun demikian, Yudhoyono meminta semua pihak tidak boleh lengah apalagi lalai. Semua pihak harus tetap mencermati perkembangan krisis keuangan global. "Pada saat memimpin ratas tanggal 2 Februari kemarin, saya telah menyampaikan bahwa kita harus tetap mewaspadai krisis ini, hingga saat ini masih belum ada tanda-tanda krisis keuangan global itu akan membaik, malah di berbagai banyak negara maju, resesi justru bergerak makin dalam," ujarnya.
 
Resesi yang makin dalam di negara maju, kata dia, berpotensi mengakibatkan turunnya permintaan ekspor ke negara-negara itu. Bahkan penurunan itu cukup drastis karena permintaan, demand pada tingkat global juga menurun dan konsumsi dunia juga menurun, sehingga terjadi masalah dengan pasokan dan produksi.

"Kalau ada masalah dengna pasokan dan produksi, maka sektor riil akan terganggu, di sisi lain, resesi keonomi dunia juga berdampak pada laju inflasi pada skala global," katanya.

Israel Gempur RS Al-Shifa Gaza, 200 Warga Palestina Tewas
Presiden Jokowi Buka Puasa Bersama Menteri Kabinet Indonesia Maju

Jokowi Enggak Bahas Pemerintahan Prabowo saat Buka Puasa Bersama Menteri di Istana

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan buka puasa bersama Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 28 Maret 2024. Tampak, Wakil Presiden Mar

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024