VIVAnews - Setelah tiga hari perdagangan berturut-turut terus menguat, indeks harga saham di bursa Wall Street ditutup melemah di akhir perdagangan Senin sore, 5 Januari 2009 waktu New York (Selasa pagi WIB).
Penurunan ini memang telah diperkirakan kalangan pengamat, yang melihat penurunan ini adalah efek aksi "ambil untung" setelah indeks harga saham Dow Jones Jumat pekan lalu mencetak rekor tertinggi dalam dua bulan terakhir dengan menembus level 9.000.
Penurunan indeks pun tidak drastis. Indeks saham industri Dow Jones ditutup turun 81,80 poin (0,91 persen) ke level 8.952,89 setelah jatuh sekitar 142 poin.
Indeks saham lain juga mengalami penurunan. Indeks Standard & Poor 500 jatuh 4,35 poin (0,47 persen) ke posisi 927,45, dan indeks gabungan Nasdaq turun 4,18 poin (0,26 persen) ke posisi 1.628,03. Indeks saham perusahaan-perusahaan kecil Russell 2000 jatuh 0,81 poin (0,16 persen) ke level 505,03.
Harga saham mengalami fluktuasi sepanjang sesi perdagangan, tetapi para analis membaca tanda bahwa kenaikan yang diperoleh Desember tahun lalu akan terjadi juga di awal tahun. "Ada optimisme pasar bahwa akan datang paket stimulus ekonomi dari Obama yang akan membantu perekonomian," kata Greg Church, ahli investasi Church Capital Management.
Namun Church memperingatkan bahwa proses penyelamatan ekonomi akan sulit. "Kondisi ekonomi masih lemah. Tingkat pengangguran masih tinggi dan tampaknya akan semakin parah," lanjut Church.
Di pasar valuta, nilai mata uang dolar naik terhadap euro dan yen. Harga emas turun. Sedangkan harga minyak mentah jenis light sweet naik US$ 2,47 ke posisi harga US$ 48,81 per barel di New York Mercantile Exchange.
Di bursa Eropa, indeks FTSE 100 (Inggris) naik 0,39 persen, indeks DAX (Jerman) meningkat 0,22 persen, dan indeks CAC-40 Prancis menguat 0,31 persen. (AP)
Ternyata Ada 3 Tentara Wanita Malaysia yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
Lima orang perwira militer Malaysia juga ikut tewas.
