Jusuf Kalla Calon Presiden Golkar

Muladi: Sikap Partai Bulat, Pribadi Bisa Beda

VIVAnews - Ketua Partai Golkar, Muladi, menyatakan keputusan Rapat Pimpinan Nasional Khusus Golkar bisa disikapi berbeda oleh orang perorang anggota partai. Partai bisa saja mencalonkan presiden, namun kader bisa saja mengusung calon partai lain.

"Sebagai organisasi ya bulat, kalau orang perorang bisa berbeda," kata Muladi usai Rapat Pimpinan Nasional Khusus Golkar di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis 23 April 2009. Tentu yang dimaksud Muladi adalah pencalonan Ketua Umum Jusuf Kalla sebagai presiden.

Muladi sendiri belum punya gambaran dengan partai apa Golkar berkoalisi mengusung Jusuf Kalla. "Karena semua sudah mempunyai calon presiden sendiri-sendiri," kata Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional itu. Muladi juga tak punya gambaran siapa yang akan menjadi calon wakil presiden mendampingi Kalla.

"Jadi tugas ketua umum ini nanti berat untuk membangun kekuatan, mendukung sebagai calon presiden. Jadi itu bukan tugas ringan karena sekarang kami belum tahu akan koalisi dengan siapa," katanya.

Gandeng IEP, Kemenag Buka Peluang Sinergi dengan Perguruan Tinggi Amerika

Golkar harus berkoalisi dalam mencalonkan Jusuf Kalla karena berdasarkan suara sementara yang masuk ke Komisi Pemilihan Umum, partai beringin ini hanya memperoleh 14 persen suara sah nasional. Sementara Undang-undang Pemilihan Presiden mensyaratkan minimal 20 persen kursi parlemen atau 25 persen suara sah nasional untuk mencalonkan presiden.

Bea Cukai beri izin tambah lokasi usaha

Bea Cukai Yogyakarta Beri Izin Tambah Lokasi Usaha untuk Produsen Tembakau Iris Ini

Perusahaan ini mengajukan penambahan lokasi baru ke Bea Cukai Yogyarta dan berhasil mendapatkan izin nomor pokok pengusaha barang kena cukai (NPPBKC).

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024