Keluarga David Minta Polri Lebih Proaktif
VIVAnews - Kepolisian RI telah mengirimkan tim ke Singapura terkait kasus kematian mahasiswa Universitas Nanyang Singapura (NTU), David Hartanto Widjaja. Namun, tim tersebut tak bisa ikut campur dalam proses penyelidikan kematian David.
"Kalau hanya sekedar sharing, untuk apa mengirimkan tim ke Singapura," kata Kakak David, William Widjaja kepada VIVAnews, Senin 27 April 2009.
Keluarga, tambah William, berharap polisi Indonesia lebih aktif dalam pengusutan kasus tersebut. "Siapa bilang polisi Indonesia tak bisa ikut melakukan penyelidikan? Anggota DPR, Ali Muchtar Ngabalin mengatakan berdasarkan Konvensi Jenewa, itu bisa dilakukan," kata William.
Sebelumnya, keluarga pernah melaporkan kasus kematian David ke Polri. Keluarga minta Polri ikut turun tangan menyelidiki kasus kematian David, sebab mereka tak yakin kepolisian Singapura bisa bertindak obyektif dalam kasus ini.
Namun, laporan keluarga ditolak. Polisi saat itu berpendapat kasus kematian David bukan kewenangan Polri melainkan kewenangan kepolisian Singapura.
Pada Jumat 24 April 2009 Juru Bicara Polri, Inspektur Abubakar Nataprawira mengatakan tim Badan Reserse dan Kriminal Polri yang dipimpin Ajun Komisaris Siswandi dari Direktorat I Keamanan Transnasional Polri diberangkatkan ke Singapura.
Kedatangan tim, lanjut dia, adalah untuk memberikan informasi yang didapatkan Polri untuk pemerintah Singapura. Meski demikian, Abubakar menegaskan tim Polri tidak bisa ikut campur dalam proses pengusutan kematian David, baik penyelidikan maupun penyidikan. Polisi menyerahkan penyelidikan pada The Criminal Investigation Department (CID) Singapura.
David Hartanto Widjaja tewas terjatuh dari gedung pada 2 Maret 2009. Beberapa menit sebelumnya, mahasiswa 21 tahun itu terlihat lari keluar dari kantor dosen pembimbingnya, Chan, di tengah diskusi mereka terkait skripsi David.
Media massa Singapura lantas mengambarkan David sebagai mahasiswa yang nekat menusuk dosennya lantas bunuh diri. Media massa di sana juga memberitakan spekulasi bahwa David memutuskan bunuh diri gara-gara beasiswanya diputus.
Tentu saja, pemberitaan-pemberitaan tersebut ditolak keluarga. Keluarga justru berpendapat, David adalah korban dari tragedi ini. Kematian David semakin misterius karena disusul kematian dua staf peneliti asal China, Zhou Zheng (24) dan Hu Kunlun. Ketiganya berasal dari Universitas, bahkan jurusan yang sama.