VIVAnews - Sejumlah pengusaha mebel nasional berinisiatif memulai pendekatan dengan beberapa bank asal Cina untuk mempermudah pencairan letter of credit (L/C).
Beberapa pengusaha mebel melalui Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo) telah mengeluhkan sulitnya mencairkan L/C transaksi ekspor akibat krisis global.
"Ada beberapa bank yang sudah kami dekati, saya belum bisa sebutkan sekarang," kata Chairman Asmindo Ambar Tjahyono di kantor Departemen Perindustrian Jalan Gatot Subroto, Selasa, 2 November 2008.
Ambar mengakui, bila satu bank saja berhasil kerja sama dengan Asmindo dirasa sudah cukup untuk mencakup seluruh potensi industri mebel Indonesia. "Sulit, kalau hanya mengandalkan perbankan nasional. Apalagi, likuiditasnya lagi seret," ujarnya.
Asmindo kata dia, merencanakan kerja sama dengan bank asal Cina tersebut berlaku efektif mulai tahun depan.
Ambar juga mengatakan, Asmindo memilih perbankan Cina karena meski negara tersebut turut terimbas krisis global, namun pencairan
dana dan cadangan keuangannya masih mudah untuk keluar. "Amerika Serikat saja akhirnya pinjam sejumlah dana ke Cina," jelasnya.
Selain itu, dia menambahkan, Asmindo meminta pemerintah mencarikan jalan keluar atas permasalahan L/C di Rusia. "Pengalihan ekspor ke Rusia sangat menjanjikan," kata Ambar.
Relokasi ekspor ke Rusia, lanjut Ambar, karena negara tersebut kursnya tidak terpengaruh dengan fluktuasi dollar AS dan cadangan minyaknya banyak. "Permasalahannya L/C kita tidak bisa cair di sana," tegasnya.