Cuaca Tak Bersahabat, Nelayan Cuti Melaut

VIVAnews - Ombak besar disertai dengan angin besar yang terjadi di perairan Laut Jawa dengan ketinggian sekitar 3 meter hingga 4 meter, membuat para nelayan di Batang Jawa Tengah enggan melaut. Bahkan, sejumlah nelayan yang terlanjur melaut pun, harus merapat ke daratan yang terdekat untuk berlindung.

Antasari Azhar Ucapin Selamat ke Prabowo-Gibran: Semoga Komitmen Berantas Korupsi

Tidak melautnya para nelayan Batang, menjadikan ratusan kapal nelayan di Desa Karangasem, Desa Klidang Lor, dan Desa Klidang Kidul,Kabupaten Batang disenderkan begitu saja. Namun demikian, tidak sedikit yang memanfaatkannya untuk memperbaiki sejumlah perlengkapan melaut, saat nelayan tidak melaut.

Wagito, salah seorang nelayan setempat, saat ditemui mengatakan, dirinya sengaja tidak melaut terkait dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat, lebih-lebih di perairan Karimun Jawa.

Ria Ricis Ngonten Pakai Siger Sunda, Netizen: Kode Pengen Jadi Manten Lagi

“Dari pada kenapa-kenapa, mending kami tidak melaut, Mas. Demi keselamatan kita semua. Tapi, kita sempat bingung juga, untuk kehidupan sehari-harinya,” ujar Wagito nelayan asal Desa Klidang Lor, kemarin. Masih menurut Wagito yang juga ABK dari KM Dwi Pengestu, dirinya terpaksa mencari jalan lain, untuk menghidupi pihak keluarga.

“Setidaknya sudah ada dua pekan ini, kami tidak melaut. Karena tidak melaut, kami gunakan untuk membetulkan jaring dan mencari pekerjaan lainnya, untuk mencukupi kebutuhan dapur keluarga,” kata Wagito kemarin.

5 Tips untuk Mengontrol Emosi secara Efektif, Menghadapi Emosi dengan Tenang

Sementara itu, ditambahkan Romadhon, ABK KM Bening Jaya 2, kendati dipaksakan melaut, dengan cuaca buruk seperti sekarang ini, membuat nelayan kesulitan untuk menangkap ikan.

“Ya, karena ikannya jarang. Kalaupun ada sedikit. Dan posisi kapal sendiri tidak bisa diam, diombang-ambingkan ombak besar. Ini sangat menyulitkan untuk menyebar jaring,” imbuhnya. Akibat tidak melautnya nelayan tersebut, sontak membuat aktivitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Batang lumpuh.

Secara terpisah, Kepala TPI Batang,Bambang Kustedja mengakui akibat sedikitnya nelayan yang melaut dalam beberapa pekan ini, produksi ikan di TPI Batang mengalami penurunan produksi hingga 70 persen. Dari data yang ada, dalam satu minggu terakhir ini jumlah kapal yang merapat hanya sekitar sekitar 4-8 kapal saja.

Itupun hasil tangkapannya kurang maksimal,” ujar Kepala TPI Klidang Lor, Bambang Kustedja, kemarin. Menurut Bambang, kondisi normal di TPI, setidaknya terdapat 25 kapal yang merapat ke pelabuhan Batang.

“Ya, semuanya ini, terkait adanya cuaca yang tidak pasti, sehingga mempengaruhi hasil tangkapan. Bahkan, hampir semua nelayan di sini lebih banyak menunggu cuaca bagus,” tambahnya.

“Selain cuaca yang tidak bagus, para nelayan Batang juga mengeluhkan adanya pembengkakan biaya untuk perbekalan di laut, baik untuk bahan bakar maupun konsumsi lainnya. Inilah yang menjadikan nelayan enggan melaut,” imbuhnya.

Masih menurut Bambang, bagi nelayan dengan kondisi cuaca dan keadaan yang seperti ini, kalau pun berangkat melaut, hasilnya juga tidak seberapa. Karena jumlah ikan yang memang sedikit, akibat ombak besar juga mengakibatkan jala yang ditebar sulit untuk mengembang, sehingga jumlah ikan yang masuk pun menjadi sedikit.

Akibatnya, hasil tangkapan yang masuk ke TPI Batang hanya sekitar 30 persen atau turun 70 persen dari kondisi normal. Padahal, normalnya, jumlah ikan yang dilelang di TPI Batang bisa mencapai 160 ton/hari.(robby bernardi-Batang Jateng)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya