VIVAnews – Pada 9 Januari 2005, mantan perdana menteri Mahmoud Abbas memenangkan pemilu Palestina. Pemilu kali ini merupakan pemilihan presiden pertama Palestina sejak tahun 1996.
Sejak kematian Yasser Arafat pada November 2004, hubungan Palestina dengan Israel terus memburuk. Ariel Sharon, perdana menteri Israel, menolak berunding dengan Arafat yang dipandangnya sebagai teroris.
Abbas adalah salah satu pendiri faksi politik utama Palestina, Fatah. Ia dipandang sebagai pemimpin moderat dan arsitek utama di balik penandatangan perjanjian damai Oslo pada tahun 1990-an.
Pada tahun 2003, Abbas menjabat perdana menteri Palestina di bawah Presiden Yasser Arafat. Namun, setelah empat bulan terlibat konflik kekuasaan dengan Arafat, Abbas mengundurkan diri dari pemerintahan.
Setelah Arafat meninggal, Abbas terpilih sebagai ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Mahmoud Abbas dilantik sebagai presiden Palestina pada 15 Januari 2005. Pada masa pemerintahannya, proses perdamaian dengan Israel kembali dilanjutkan.
Puncaknya, pada bulan Agustus 2005, PM Israel Ariel Sharon menarik mundur tentaranya dari Jalur Gaza sebagai bagian dari kesepakatan damai dengan Palestina.