Pemilihan Umum 2009

Demokrat: Zipper System Menentang Mahkamah

VIVAnews – Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mengatakan ide Komisi Pemilihan Umum menetapkan calon legislator berdasarkan zipper system tidak dapat diterapkan di di pemilihan umum 2009. Sebab, di pemilihan tahun ini sudah disepakati menggunakan sistem suara terbanyak.

“Pemilu 2009 tidak bisa mengadopsi zipper system,” kata Anas melalui pesan singkat yang diterima VIVAnews. “Karena penetapan calon dalam putusan MK jelas-jelas berdasarkan mekanisme suara terbanyak.”

Sistem itu mengatur setiap tiga calon terpilih dari suatu partai pada sebuah daerah pemilihan, salah satunya kandidat harus perempuan.  Bila tidak ada perempuan di antara ketiganya, salah satu calon laki-laki harus mundur untuk memberi jatah ke calon perempuan.

Menurut dia KPU tidak dapat menerapkan aturan itu. Sebab sudah ada aturannya. Yaitu sistem suara terbanyak. Sistem ini mengatur siapapun yang berhasil meraih dukungan terbanyak, maka dia yang dia yang terpilih.
 
Anas mengatakan untuk menerapkan zipper system, harus lebih dulu merevisi UU Pemilu. Sistem ini, kata dia, baru tepat digunakan di pemilu 2014. 

“Untuk saat ini, sabar dulu dan terima dengan ikhlas ketentuan suara terbanyak hasil putusan MK,” kata dia.

Anas mengingatkan posisi KPU. Komisi itu merupakan pelaksana Undang-undang.

Agun Gunandjar Sudarsa, mantan anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-undang Pemilu dari Fraksi Golkar berharap calon legislator peremuan bersaing dengan adil.  “Kalau mau maju, tolong berkompetisilah secara sehat,” ujar Agun.

Hakim Konstitusi, Akil Mochtar, menekankan, ide zipper system KPU menentang putusan mahkamah. Dia khawatir bila sistem diterapkan, justru memicu sengketa baru.

Pemerintah Harus Antisipasi Kebijakan Ekonomi-Politik Imbas Perang Iran-Israel
Mensos Risma

Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

Dalam acara bertajuk YouTube Seribu Kartini Beda Tapi Sama di Jakarta, Jumat,19 April 2024, Menteri Sosial Risma mengemukakan bahwa seorang kreator konten tidak takut.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024