Proyeksi Perdagangan Saham Wall Street

Awal Februari, Investor Masih Was-was

VIVAnews - Mengawali perdagangan pekan ini, awal Februari 2009, para pelaku bursa saham di Wall Street tampaknya tetap dicekam kekhawatiran akan memburuknya kinerja ekonomi Amerika Serikat, dan banyak negara di dunia.

Puncak Arus Balik Lebaran 2024 di Bandara Soetta Mulai Menurun

Pekan ini pula para pelaku menanti laporan triwulan terakhir dari sejumlah perusahaan blue chips, seperti Cisco Systems Inc. dan raksasa media Time Warner Inc. serta laporan indikator ekonomi pemerintah 

Laporan juga akan dikeluarkan oleh Dow Chemical Co, Marathon Oil Corp., MetLife Inc., Kellog Co., Kraft Foods Inc., dan Walt Disney Co. Pertanyaannya, apakah laporan triwulan perusahaan-perusahaan itu juga akan seburuk yang telah dilaporkan rekanan maupun kompetitor mereka? Bukan tidak mungkin situasi yang sama juga melanda para perusahaan blue chips tersebut dan pada akhirnya juga akan memperburuk laporan kinerja ekonomi pemerintah.

Jumat pekan lalu, para pelaku bursa Wall Street membaca laporan bahwa kinerja ekonomi AS dalam triwulan terakhir 2008 mencapai angka terendah dalam 25 tahun terakhir. Anjloknya tingkat produk domestik bruto (PDB/GDP) sebesar 3,8 persen memang tidak seburuk yang diperkirakan para peramal di Wall Street, namun tetap membuat takut para investor bahwa penurunan bisa saja kembali berlangsung.

Di lantai bursa, indeks Standard and Poor's (S&P) 500 mencapai penurunan 8,57 persen di bulan Januari. Itu merupakan penurunan terbesar yang pernah terjadi di S&P 500 di bulan Januari. Terakhir, S&P anjlok besar-besaran pada Januari 1970 - itupun hanya 7,04 persen. Masalahnya, para investor percaya dengan mitos bahwa Januari merupakan patokan baik buruknya perdagangan saham di sepanjang tahun.

Para investor juga kemungkinan cemas menunggu laporan dari pemerintah tentang angka pengangguran baru di bulan Januari, yang akan dikeluarkan Jumat mendatang. Selain itu, pemerintah juga akan mengeluarkan laporan mengenai penjualan rumah, kinerja manufaktur, pesanan di pabrik, dan sektor jasa. 

"Semoga tidak akan lebih buruk dari yang diperkirakan," kata Doug Roberts, kepala strategi investasi dari Channel Capital Research. Para investor dan pialang pekan ini juga menunggu lolos tidaknya anggaran belanja AS sebesar US$819 miliar yang diajukan pemerintah Barack Obama untuk stimulus ekonomi.

Pekan lalu proposal anggaran telah disetujui di tingkat Dewan Perwakilan Rakyat. Kini, proposal itu akan dibahas di tingkat Senat sebelum menjadi undang-undang. Namun, kemungkinan pengajuan proposal itu di rapat Senat bakal alot lantaran para politisi dari Partai Republik masih keberatan dengan usulan stimulus ekonomi itu. (AP) 
 






Seorang pekerja sedang mengawasi pembangunan proyek perumahan pekerja konstruksi yang nanti digunakan untuk pekerja membangun infrastruktur di IKN, Penajam Paser Utara.

Kejar Target Pembangunan, Pekerja Proyek IKN Mudik Diantar Pakai Hercules

Jtah libur mudik bagi lebih dari 13.000 pekerja konstruksi IKN itu pun telah berakhir, dan para pekerja pun mulai balik lagi ke IKN guna kembali bekerja.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024