Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat

Calon Pendamping Yudhoyono Diuji 9 April

VIVAnews – Partai Demokrat memutuskan pendamping Susilo Bambang Yudhoyono maju merebut kursi presiden 2009-2014, ditentukan setelah mengetahui peta suara partai di pemilihan legislatif 9 April 2009.

Viral Anak Selebgram Malang Dianiaya Pengasuhnya, Polisi Langsung Tangkap Pelaku

“Dasar yang valid menentukan siapa calon pendamping Yudhoyono adalah melihat hasil pemilihan legislatif,” kata Max Sopacua, Ketua Dewan Perwakilan Pusat Partai Demokrat di Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat di Pekan Raya Jakarta, Minggu 8 Pebruari 2009 malam.

Partai Demokrat telah memutuskan mengusung Presiden Yudhoyono kembali maju di pemilihan presiden yang akan dilaksanakan tahun ini. Yudhoyono diusung kembali karena dianggap sukses melakukan berbagai perbaikan pemerintahan. Misalnya, menurunkan harga Bahan Bakar Minyak, memulai perbaikan kinerja aparat hukum, mengalokasikan anggaran pendidikan 20 persen sesuai amanat konstitusi, perbaikan pelayanan kesehatan, meningkatkan kepercayaan publik, dan menurunkan angka kemiskinan.

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Terjadi Hujan Abu Vulkanik dan Ganggu Penerbangan

Namun siapa tokoh yang akan disandingkan dengan Yudhoyono belum ditentukan.

Max mengatakan banyak tokoh tingkat nasional telah bermunculan. Misalnya Hidayat Nur Wahid; mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Sri Sultan Hamengku Buwono X; Gubernur Daerah Khusus Ibukota yang merupakan kader senior Partai Golongan Karya, Sutiyoso; mantan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Prabowo Subianto; Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya, Wiranto; Ketua Umum Partai  Hati Nurani Rakyat.

Polisi Bongkar Sifat Sopir Truk Ugal-ugalan yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Sebagian besar tokoh itu, kata Max, tampil sebagai tokoh yang mengklaim memiliki kredibilitas sebagai presiden.

Max menyebut tokoh-tokoh itu untuk menyontohkan bahwa tidak ada tokoh yang sekarang ini ingin maju menjadi calon wakil presiden.
Karena itu, kata dia, Yudhoyono tidak segera memutuskan nama calon pendampingnya. Lagipula, kata dia, untuk menentukan pendamping juga tidak mudah untuk saat ini.

Sebab, kata  Max, tokoh-tokoh yang sekarang tampil itu juga  belum teruji. Misalnya dari segi kekuatan  basis massa.

Partai Demokrat, kata dia, yang sejak awal punya komitmen berkoalisi dengan partai lain, akan mempelajari dulu kekuatan masing-masing tokoh yang muncul. Tes pertama adalah tokoh itu terbukti didukung partai yang solid dan punya banyak dukungan suara.  Dan peta kekuatannya diuji di hasil pemilihan legislatif.

Demokrat, kata Max, akan menjatuhkan pilihan kepada calon pendamping yang jelas-jelas mempunyai dukungan kuat dari partainya.

“Walau memang dari hasil survei sekarang ini menunjukkan tokoh-tokoh yang muncul ini sangat populer,” kata Max. “Namun, validitas dukungan yang mereka miliki tetap hasil pemilu legislatif nanti.”

Max mengatakan tidak bermaksud meremehkan reputasi dan kredilitas tokoh-tokoh yang telah tampil itu. Soal kredibilitas, kata dia, otomatis sudah dimiliki ketika mereka sudah berani mengenalkan diri menjadi bakal calon presiden.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya