Eksekusi Mati Amrozi Cs

Ibu Korban: Potong Saja Tangan Amrozi Cs

VIVAnews - Pauline Whitton, ibu dari Charmaine, salah satu korban tewas Bom Bali I menilai pembunuh anaknya dihukum terlalu ringan. “Harusnya dibiarkan di penjara saja seumur hidup, “ kata Whitton dari Sydney, seperti dilansir situs harian Sydney Morning Herald 3 November 2008.

Puluhan Ribu Pengendara Motor Kena Tilang Gara-gara Benda Ini

Pauline Whitton, asal Caringbah Sydney kehilangan anak perempuannya yang berusia 29 tahun, Charmaine, dalam ledakan bom di Sari Club 12 Oktober 2002.

Charmaine dan sahabatnya Jodi Wallace, juga 29 tahun, tiba di Bali petang itu dan pergi ke Sari Club pukul 10 malam. Keduanya tewas dalam ledakan bom di Sari Club.

Indonesia Secures Rice Import Deal with Cambodia Ahead of Eid al-Fitr

Hari ini, keluarga korban menunggu kabar mengenai eksekusi ketika pelaku bom. Whitton mengatakan dia prihatin karena Amrozi, Muhklas dan Imam Samudra diperlakukan terlalu baik.

“Saya senang seperti semua orang, melihat mereka hilang dari muka bumi, tapi masih ada beberapa keluarga, masyarakat di Bali dan orang-orang yang masih menderita akibat terbakar dan terluka,” kata Whitton.

Erick Thohir Angkat Asisten Prabowo Jadi Komisaris Pindad

“Kalau saya bisa memilih, dengan kejam saya akan menembak kemaluan mereka sehingga mereka tak bisa bereproduksi dan memotong tangan mereka sehingga mereka tak bisa membuat bom lagi dan tinggalkan mereka membusuk di penjara selama-lamanya. Saya bukan orang yang suka kekerasan, tapi mereka harus menderita,” kata Whitton.

Menurut Whitton, Charmaine dan Jodi berteman sejak taman kanak-kanak, ketika ibu mereka mengajak berenang ke Cronulla Beach sebelum sekolah. Oktober 2002 itu Jodi mengajak Charmaine ke Bali dan mengatakan pada ibu mereka untuk tidak khawatir tentang mereka.

"Saya mengantarkan mereka ke bandara, dan Charmaine memeluk saya, “ kata Whitton. “ Anda tak perlu menangis, saya akan mengembalikannya dalam 10 hari, “ kata Jodi kepada Whitton.

Liputan media mengenai rencana eksekusi ketiga pelaku bom membuat hari-hari keluarga korban semakin tak nyaman.Kenangan akan keluarga mereka yang menjadi korban dan rasa sakit karena kehilangan itu kembali menyeruak.

“Hal yang baik mereka akan dihukum mati, tapi mereka masih dihukum terlalu ringan, “ kata Whitton. “Mereka masih hidup dengan senyum di wajah dan itu sangat menyakitkan bagi keluarga korban.Ini saat-saat yang menyedihkan, meski sudah berlalu enam tahun,” kata Whitton.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya