Apexindo Menunda Stock Split

VIVAnews -  PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) menunda rencana pemecahan nilai nominal saham (stock split). Penundaan tersebut dipicu oleh kondisi pasar saham yang memburuk.

Direktur Utama Apexindo Pratama Duta Hertriono Kartowisastro mengatakan, awalnya perseroan berniat memecah nilai nominal saham dengan rasio 1:2 hingga 1:5. Namun, rencana tersebut urung dilakukan karena kondisi pasar saham yang kurang kondusif.

Kemenko Polhukam Susun Rencana Bangun Sistem Pertahanan Semesta di IKN

Pada transaksi Kamis 13 November 2008, harga saham Apexindo stagnan di level Rp 2.300.

"Pemberitahuan stock split adalah upaya kami untuk membuka wacana. Kami sudah beritahu Bapepam bahwa ada rencana stock split, sehingga lebih mudah bila sudah siap," kata Hertriono usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan di gedung Graha Niaga, Jakarta, Kamis, 13 November 2008.

Wakil Direktur Utama Apexindo Tito Sulistio menambahkan, pemecahan nilai nominal saham tidak bisa dilakukan tahun ini. Manajemen Apexindo sepakat untuk tidak membahas rencana tersebut pada RUPSLB hari ini. "Kami belum tahu apakah akan meneruskan rencana itu (stock split)," ujar dia.

Dalam RUPSLB itu, lanjut Hertriono, pemegang saham menyetujui rencana perseroan untuk membeli satu unit floating production storage and offloading (FPSO) dari PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA) senilai US$ 90 juta.

Selain itu, pemegang saham menyetujui rencana pinjaman US$ 200 juta dengan menjaminkan aset perseroan dan perubahan anggaran dasar.

Tito mengungkapkan, perseroan tengah bernegosiasi dengan tiga bank asing untuk pinjaman tersebut. Pinjaman itu di antaranya dialokasikan untuk pembelian FPSO senilai US$ 90 juta. "Pada dasarnya kami masih bersama Goldman Sachs," tambah Tito.

Pada 2009, Apexindo menargetkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) minimum US$ 150 juta. Pada 2008, EBITDA diperkirakan mencapai US$ 125-130 juta. "Kami menargetkan pertumbuhan EBITDA lebih dari 20 persen," tutur dia. Pendapatan diharapkan mencapai lebih dari US$ 220 juta.

Perpanjang Kontrak
Sementara itu, Apexindo juga tengah menegosiasikan perpanjangan kontrak dengan PT Total EP Indonesie untuk penyewaan rig Raisis dan Yani. Kedua rig itu akan jatuh tempo pada akhir 2008. Perseroan juga menegosiasikan penambahan biaya harian (daily fee) sebesar 20 persen.

Perpanjangan kontrak untuk rig Yani akan dilakukan selama 2+1 yakni, waktu pemakaian rig dua tahun ditambah opsi penambahan satu tahun. Sedangkan perpanjangan rig Raisis 1+1, yakni satu tahun masa pemakaian dan satu tahun masa opsi.

4 Pelaku Terorisme Moskow Ternyata di Bawah Pengaruh Obat-Obatan Terlarang
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita

Golkar: Kabinet Tidak Boleh Dibatasi karena Prerogatif Presiden

Wakil Ketua Umum Golkar mengatakan bahwa tak boleh ada pembatasan dalam membentuk kabinet, karena merupakan hak prerogatif presiden.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024