PHK Krakatau Simpang Siur

VIVAnews - PT Krakatau Steel membantah telah merumahkan 2.500 karyawannya. Perusahaan hanya menurunkan intensitas kerja karyawan dari tiga shift menjadi dua shift.

Sekiretaris Perusahaan Krakatau Steel Raden Gunawan mengatakan, perusahaan terpaksa menurunkan jumlah produksinya akibat anjloknya permintaan pasar baja.

Kemarin, Direktur Utama Krakatau Steel Fazwar Bujang mengatakan, Krakatau telah merumahkan 2.500 karyawannya menyusul berhentinya operasi satu pabrik peleburan baja milik Krakatau.

"Memang pekerjaan karyawan bagian produksi berkurang, tapi tepatnya bukan merumahkan karyawan," ujar Raden kepada VIVAnews melelalui telepon selulernya di Cilegon, Banten, Selasa 18 November 2008.

Dia mengatakan, permintaan baja Krakatau berkurang lebih dari 30 persen. Bahkan untuk ekspor tinggal ke Australia. Selain tujuan itu, Krakatau sudah tidak mengekspor lagi.

Saat normal, ekspor Krakatau mencapai 20 persen dari total produksi, 5 persen di antaranya untuk tujuan Australia. Sisanya, 80 persen dijual di pasar domestik. "Kondisi ini lebih sulit dari krisis 2008. Waktu itu kami masih bisa ekspor ke Amerika, Eropa, dan Australia," kata dia.

Raden mengaku, perseroan telah melakukan negosiasi soal harga dengan pembeli. Pasalnya, harga baja yang sangat murah tidak mampu menutupi ongkos produksi Krakatau yang waktu itu membeli barang mentah dengan harga mahal. "Negosiasi ini untuk menaikkan harga baja yang sedang anjlok," kata dia.

Park Serpong Jadi Lokasi Bukber Dispar Banten, Intip Potensi Bisnis dan Kontribusinya ke Daerah
Ammar Zoni

Mumpung Ramadhan, Ammar Zoni Banyak Berdoa Agar Segera Bebas dari Penjara

Mumpung Ramadan, Ammar Zoni Banyak Berdoa Agar Segera Bebas dari Penjara

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024