Laporan Dewan Intelijen

Kekuatan dan Pengaruh AS Kian Lemah

VIVAnews - Pengaruh Amerika Serikat (AS), termasuk dari segi kekuatan militer dan mata uang dolar, di penjuru dunia dalam dua dekade mendatang kian berkurang. Pasalnya, tatanan internasional menjadi semakin tak terpola dengan munculnya kekuatan-kekuatan baru mulai tahun 2025.

Demikian proyeksi Dewan Intelijen Nasional AS dalam laporan bertajuk "Global Trends 2025: A Transformed World" yang dipublikasikan di Washington DC, Kamis siang 20 November 2008 (Jumat dini hari WIB). Laporan tersebut merupakan salah satu acuan penting bagi para pengambil kebijakan di AS - termasuk bagi presiden terpilih Barack Obama yang tengah menyusun komposisi pemerintahan yang baru.

"Meski Amerika Serikat tampaknya masih menjadi aktor tunggal yang kuat, kekuatan relatif yang dimiliknya - bahkan di bidang militer - akan menurun dan pengaruhnya akan menjadi terbatas," demikian kutipan laporan tersebut, yang diambil dari volume keempat rangkaian laporan Dewan Intelijen Nasional. 
  
Menurut laporan tersebut, tatanan internasional - yang dibangun setelah Perang Dunia Kedua - akan sulit untuk dikenali mulai tahun 2025 sejalan dengan bangkitnya kekuatan-kekuatan baru di tengah era globalisasi ekonomi. Selain itu juga akan terjadi pergeseran historis kemakmuran relatif dan kekuatan ekonomi dari Barat ke Timur dan makin besar pengaruh aktor-aktor non negara.  

Pergeseran kekuatan ekonomi dan kemakmuran tingkat global dari Barat ke Timur - dalam hal ini Asia - dipicu oleh "naiknya harga-harga minyak dan komoditas" untuk jangka panjang. Pergeseran tersebut juga dipengaruhi oleh perpindahan bertahap pusat-pusat industri barang dan jasa ke Asia. 

Masalahnya, kendati kekuatan dan pengaruhnya menurun, bukan berarti beban yang dihadapi AS juga berkurang. "Di tengah meningkatnya sikap anti-Amerika, kemungkinan besar AS tetap terus dipandang sebagai penyeimbang kawasan yang sangat dibutuhkan di Timur Tengah dan Asia," lanjut laporan tersebut. 

Militer Amerika tetap akan memainkan perang utama dalam kampanye memerangi terorisme tingkat global. Namun AS tidak akan lagi bisa semaunya memulai peperangan tanpa dukungan kuat dari negara-negara lain. (AP)

Setengah Penjualan Suzuki Berasal dari Mobil Ini
Rizky Nazar dan Syifa Hadju

Tegaskan Hubungan dengan Syifa Hadju Baik-baik Saja, Rizky Nazar: Tidak Ada Orang Ketiga

Aktor Rizky Nazar akhirnya angkat bicara mengklarifikasi kabar miring tentang dirinya yang diduga telah berselingkuh. Diketahui, hubungan asmara Rizky dengan Syifa Hadju.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024