VIVAnews - Para pendukung partai oposisi, Partai Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) hari ini akan menggelar demonstrasi besar-besaran melawan pemerintah Thailand di ibukota Bangkok. Mereka menyebut demonstrasi kali ini sebagai bentrokan terakhir melawan pemerintah.
Mereka juga bertekad akan melancarkan revolusi rakyat untuk menumbangkan Perdana Menteri (PM) Thailand, Somchai Wongsawat. Menurut harian The Nation dalam situs internet, Senin 24 November 2008, pengamat politik menilai bahwa para pendukung PAD akan melancarkan revolusi rakyat versi mereka sendiri, dengan atau tanpa dukungan pihak militer.
Pada 7 Oktober 2008, saat pihak kepolisian menembakkan gas air mata kepada para demonstran, pihak militer sama sekali tidak membantu. Dalam revolusi rakyat tersebut, demonstran akan mencari dukungan publik sehingga mereka dapat meghimpun kelompok massa lebih 100.000 orang untuk menguasai ibukota negara.
Tersebar dalam beberapa reli, mereka akan mengepung gedung parlemen, kantor sementara kabinet bentukan Somchai, dan mengambil alih pusat komunikasi. Pendukung PAD akan mendapat dukungan dari beberapa kalangan, antara lain dari petugas kesehatan dan kalangan akademik. Para pegawai di perusahaan negara di Thailand juga akan melancarkan aksi mogok kerja hari ini.
“Dengan bertindak demikian, demonstran anti-pemerintah akan menimbulkan kudeta di Bangkok, mirip dengan kudeta militer yang pernah terjadi pernah terjadi sebelumnya. Bedanya adalah dalam kudeta kali ini, para demonstran tidak membawa senjata dan tank seperti militer,” kata pengamat politik. Namun agar sukses, pihak militer juga harus menjaga keamanan para demonstran dalam menghadapi pasukan kepolisian.
Seperti diberitakan, Kamis pekan lalu terjadi ledakan di dalam halaman gedung parlemen Thailand. Ledakan tersebut menewaskan satu orang dan melukai puluhan demonstran yang pada saat itu sedang berada di dalam salah satu area kompleks.
Setelah peristiwa ledakan yang disebut PAD sebagai serangan dari pemerintah tersebut, PAD mengatakan akan mengadakan demo besar-besaran pada Senin ini untuk menghentikan tirani pemerintahan.