Pengambilalihan Bank Century

Karena Takut Efek Domino

VIVAnews - ENAM tahun lalu, saat masih bernama Bank Century Intervest Corporation (CIC), sesungguhnya bank ini sudah mulai sempoyongan. Rasio kecukupan modal (CAR) jeblok hingga 83,6 persen dan  kekurangan modal hingga Rp 2,67 triliun. Bank Indonesia memasukan bank itu dalam pengawasan khusus.

Saat itu banyak yang menduga bank ini segera tutup buku. Faktanya tidak. Bank Indonesia memilih meleburkan bank sakit itu dengan Bank Danpac dan Bank Pikko. Nama baru tiga bank ini adalah Century, lahir tanggal 6 Desember 2004.

Tapi kondisinya tidak kunjung membaik, malah kian limbung. Likuiditas seret dan ujungnya kalah kliring. Pemerintah tersudut. Menutup bank saat sektor keuangan  terhempas krisis global bisa fatal akibatnya. Efeknya bisa ke mana-mana dan bisa berujung pada memburuknya ekonomi.

Tidak ada pilihan lain, pemerintah akhirnya mengambil alih bank itu. Apakah langkah itu benar? Seberapa buruk kondisi ekonomi jika bank itu disudahi? Berikut pendapat sejumlah ekonom, manajemen baru Century dan juga nasabah yang menaruh uangnya di bank itu.

Fauzi Ichsan (Ekonom Standard-Chartered)

Pengawasan Bank Indonesia (BI) atas bank itu harus dipertanyakan. Bagaimana mungkin sebuah bank dengan kinerja buruk terlambat dideteksi. Kini, pemerintah tidak punya pilihan selain menyelamatkan Bank Century. Sebab, bila tidak diselamatkan, bank itu akan ambruk karena di-rush, kolaps, dan para nasabah kehilangan uang karena tidak ada blanket guarantee.

Lalu, apakah para pemilik bank itu bertanggungjawab atas kesulitan yang terjadi? Bisa ya, bisa pula tidak. Kalau  masalah yang membelit bank itu dipicu krisis global, pemiliknya tidak bertanggungjawab.

Di Amerika saja, bank raksasa seperti Citibank Grup dan JP Morgan ditolong. Apakah pemilik kedua bank itu bertanggungjawab  saat terjadi krisis ekonomi. Tidak juga. Pemilik tidak bertanggungjawab jika memang tidak ditemukan unsur mismanagement.

Tapi jika Bank Indonesia menemukan unsur pidana, maka pemilik bank harus bertanggungjawab secara individual. Jika itu benar, tetap saja ada pertanyaan yang belum terjawab, mengapa pelanggaran itu tidak terdeteksi sejak lama.

Faisal Basri (Pengamat Ekonomi)
Pengambilalihan Bank Century oleh Lembaga Penjamin Simpanan  merupakan langkah cepat pemerintah untuk menghindari kemungkinan yang  lebih buruk. Pemerintah tidak ingin mengambil resiko sekecil apa pun. Saat itu Bank Century memerlukan suntikan dana untuk memperoleh kecukupan modal. Ini merupakan konsekuensi logis. Tidak ada gunanya Bank Century ini diambil kalau tidak ada suntikan dana baru.

Momen Akrab Prabowo dan Jokowi di Acara Bukber di Istana Negara

Suntikan dana pemerintah ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sebab, bila terjadi transaksi yang memicu kerugian, sehingga kecukupan modal bank merosot, untuk menjadi sehat, bank harus mendapatkan suntikan modal. Nah, inilah yang harus dihitung pemerintah.

Raden Pardede (Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan)
Bank Century memang harus diselamatkan pemerintah. Dan kebijakan ini sudah  dilakukan. Kebijakan itu diambil atas pertimbangan Komite Stabilitas Sektor Keuangan, Bank Indonesia dan pemerintah.

Honda BeAT Jadi Incaran Maling bukan karena Tidak Aman

Mengapa rapat penentuan berlangsung sampai pagi? Karena kita memperhitungkan seluruh resiko jika Bank Century ditutup. Bank Century harus ditolong karena kini di dunia tengah terjadi krisis kepercayaan.

Krisis ini tak boleh dibiarkan. Lihat saja Amerika Serikat. Pemerintah di sana memilih menyelamatkan (bail out) Bank Citigroup. Bank Century harus ditolong karena kita khawatir akan terjadi efek domino ke sistem keuangan kita.

Berlaku Progresif, Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura Bakal Libas 31 Pelaku Tindak Pidana

Bila kita bicara kenapa Bank Century tidak ditutup saat namanya Bank CIC, sebaiknya tanya ke Bank Indonesia. Sebab Bank Indonesia yang lebih tahu mengapa mereka tidak menutup Bank CIC lima tahun lalu.

Maryono  (Direktur Utama Bank Utama Century yang baru)
Sejak Jumat pekan lalu, 21 November 2008, bank ini telah diambil alih pemerintah. Manajemen baru yang ditunjuk pemerintah telah mengambil sejumlah langkah taktis untuk menyelamatkan bank itu.

Ketika bertemu dengan nasabah di Hotel Atlet Century, Kamis 27 November 2008, saya menegaskan bahwa tim yang saya pimpin telah melakukan sejumlah langkah strategis. Salah satunya dengan membentuk Business Command Center selaku satuan tugas (task force).

Tim ini mulai bekerja sejak bank kembali beroperasi Senin, 24 November 2008. Hasilnya menjanjikan. Pada hari pertama, tercatat 784 transaksi. Namun pada hari kedua transaksi dana keluar telah turun menjadi 360 transaksi.  Manajemen bank  juga mampu melakukan penempatan dana baru sebesar Rp 100 miliar.

Linawati (42 tahun, nasabah Bank Century)

Langkah pemerintah mengambil alih  bank ini tidak membuat nasabah terguncang. Saat ditemui awal pekan ini, Linawati tengah melakukan transfer dana dari Century di Jakarta ke Bank Central Asia cabang Surabaya Jawa Timur. Jumlahnya Rp 300 juta. Ini transaksi rutin yang kerap dilakukan Linawati sebelumnya.

Sepekan sebelumnya Linawati gagal melakukan transfer  menyusul pengambilalihan Lembaga Penjamin Simpanan atas Bank Century. Saat bank ini goyah, Linawati mengaku tak ikut-ikutan melakukan rush atau mengambil dana.

Linawati sudah dua tahun menjadi nasabah bank itu. Dan dia mengaku masih tetap percaya dengan Bank Century.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya