VIVAnews - Akhirnya, ekonomi AS resmi dinyatakan resesi. Parahnya lagi, resesi ini sudah berlangsung sejak Desember 2007.
Demikian pengumuman dari Biro Penelitian Ekonomi Nasional AS (NBER), Senin sore 1 Desember 2008 waktu setempat (Selasa pagi WIB). Tentu saja, pengumuman NBER - yang dibuat para ekonom terkemuka - membuat harga saham-saham di Wall Street anjlok.
Pada dasarnya, resesi ekonomi terjadi saat produk domestik bruto (GDP) - yang merupakan total output barang dan jasa - terus turun dalam dua triwulan berturut-turut. Di AS, menurut data NBER, tingkat GDP kuartal Juli-September tahun ini tetap turun dan diyakni tingkat GDP pada kuartal terakhir juga bakal menurun.
Bahkan, penurunan GDP sudah terjadi sejak Desember 2007. Demikian hasil pertemuan para ekonom NBER, yang Jumat pekan lalu, menggelar konfrensi lewat telepon dalam mengidentifikasi kapan AS mulai resesi. Selain mengukur resesi berdasarkan pergerakan GDP, NBER juga menghitung berdasarkan tingkat pengangguran.
Ironisnya, para pejabat pemerintahan Presiden George W. Bush selama ini mengindari penggunaan kata resesi. Mereka lebih suka menyebut bahwa ekonomi AS mengalami penurunan.
"Yang penting sekarang adalah apa yang tengah dilakukan dalam mengatasi kondisi saat ini," kata juru bicara Gedung Putih, Tony Fratto. "Hal yang paling penting adalah memulihkan pasar keuangan dan kredit ke kondisi normal. Selain itu kita terus berupaya memulihkan sektor perumahan," kata Fratto.
Kalangan ekonom yakin bahwa penurunan ekonomi AS saat ini merupakan yang terparah sejak resesi 1981-1982. Selain itu AS juga tengah berjuang memulihkan krisis keuangan, yang paling parah sejak dekade 1930-an, saat banyak bank kini bermasalah dengan kredit macet yang mencapai miliaran dolar.
Menanggapi pernyataan NBER, Menteri Keuangan Henry Paulson justru menilai kabar itu bukanlah "berita besar" bagi rakyat AS yang telah berbulan-bulan menghadapi penurunan ekonomi.
Menurut Paulson, pemerintah sejak tahun lalu sudah mendeteksi bahwa pertumbuhan ekonomi mulai melambat sehingga pemerintah segera melakukan tanggapan. Salah satu tanggapan itu adalah program stimulus ekonomi senilai US$168 miliar yang digagas Paulson Februari lalu. (AP)
VIVAnews - Akhirnya, ekonomi AS resmi dinyatakan resesi. Parahnya lagi, resesi ini sudah berlangsung sejak Desember 2007.
Demikian pengumuman dari Biro Penelitian Ekonomi Nasional AS (NBER), Senin sore 1 Desember 2008 waktu setempat (Selasa pagi WIB). Tentu saja, pengumuman NBER - yang dibuat para ekonom terkemuka - membuat harga saham-saham di Wall Street anjlok.
Pada dasarnya, resesi ekonomi terjadi saat produk domestik bruto (GDP) - yang merupakan total output barang dan jasa - terus turun dalam dua triwulan berturut-turut. Di AS, menurut data NBER, tingkat GDP kuartal Juli-September tahun ini tetap turun dan diyakni tingkat GDP pada kuartal terakhir juga bakal menurun.
Bahkan, penurunan GDP sudah terjadi sejak Desember 2007. Demikian hasil pertemuan para ekonom NBER, yang Jumat pekan lalu, menggelar konfrensi lewat telepon dalam mengidentifikasi kapan AS mulai resesi. Selain mengukur resesi berdasarkan pergerakan GDP, NBER juga menghitung berdasarkan tingkat pengangguran.
Ironisnya, para pejabat pemerintahan Presiden George W. Bush selama ini mengindari penggunaan kata resesi. Mereka lebih suka menyebut bahwa ekonomi AS mengalami penurunan.
"Yang penting sekarang adalah apa yang tengah dilakukan dalam mengatasi kondisi saat ini," kata juru bicara Gedung Putih, Tony Fratto. "Hal yang paling penting adalah memulihkan pasar keuangan dan kredit ke kondisi normal. Selain itu kita terus berupaya memulihkan sektor perumahan," kata Fratto.
Kalangan ekonom yakin bahwa penurunan ekonomi AS saat ini merupakan yang terparah sejak resesi 1981-1982. Selain itu AS juga tengah berjuang memulihkan krisis keuangan, yang paling parah sejak dekade 1930-an, saat banyak bank kini bermasalah dengan kredit macet yang mencapai miliaran dolar.
Menanggapi pernyataan NBER, Menteri Keuangan Henry Paulson justru menilai kabar itu bukanlah "berita besar" bagi rakyat AS yang telah berbulan-bulan menghadapi penurunan ekonomi.
Menurut Paulson, pemerintah sejak tahun lalu sudah mendeteksi bahwa pertumbuhan ekonomi mulai melambat sehingga pemerintah segera melakukan tanggapan. Salah satu tanggapan itu adalah program stimulus ekonomi senilai US$168 miliar yang digagas Paulson Februari lalu. (AP)
Baca Juga :
Wika Salim Ungkap Kondisi Terkini Tukul Arwana
VIVA.co.id
18 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
BYD akan meramaikan ceruk pasar komersial melalui pikap kabin ganda bertenaga listrik. Sebelumnya jenama asal China itu sudah memiliki mobil listrik penumpang, dan bus
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
29 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Jadi Cikal Bakal Coachella, Woodstock Dijuluki Festival Musik Terkelam Sepanjang Sejarah
IntipSeleb
18 menit lalu
tahukah kamu bahwa di balik lahirnya Coachella terdapat peristiwa terkelam dalam sepanjang sejarah festival musik dunia? Yuk simak penjelasan selengkapnya berikut ini!!!!
Dangdut Populer: Duet Happy Asmara dan Gilga Sahid, hingga Klarifikasi Umi Laila
JagoDangdut
sekitar 1 jam lalu
Maklum saja keduanya kini telah resmi menjalin hubungan sebagai pasangan. Hal tersebut menjadi kabar baik bagi penggemar mereka yang selalu menjodohkan keduanya.
Selengkapnya
Isu Terkini