Balfour Bunuh Keluarga Hudson Karena Cemburu

VIVAnews - Kasus pembantaian keluarga Jenifer Hudson yang menyeret William Balfour, mantan kakak ipar Hudson, makin jelas. Kakak ipar Hudson membunuh dengan sadis tiga keluarga Hudson karena alasan sepele. Balfour marah gara-gara mantan istrinya, yang tak lain kakak perempuan bintang 'Dream Girls' itu, kencan dengan pria lain, demikian diungkapkan Jaksa Penuntut pada Rabu, 3 Desember 2008.

Untuk pertamakalinya William Balfour tampil di pengadilan demi mempertanggungjawabkan dakwaan pembunuhan yang diarahkan kepadanya. Saat digiring ke ruang sidang, Balfour menolak tangannya diborgol. Pengacara Balfour menampik dakwaan yang dituduhkan pada kliennya.

Dalihnya, pihak yang berwenang tidak memiliki bukti forensik kuat yang mengaitkan Balfour dengan pembantaian sadis tersebut. Jaksa penuntut mengungkap pengakuan saksi mata, ancaman dan kebohongan tersangka cukup menyeretnya menjadi tergugat kuat kasus pembantaian keluarga mantan finalis American Idol itu.

Setelah mendekam di tahanan selama seminggu akibat melanggar pembebasan bersyarat, William Balfour resmi jadi tersangka pembunuhan Rabu, kemarin. Pria besar itu duduk tenang sambil mendengar LuAnn Snow, Jaksa Penuntut, membacakan dakwaan membunuh anak angkatnya Julian King (7), mantan ibu mertuanya Darnell Hudson Donerson, dan saudara iparnya Jason Hudson.

Snow membacakan kronologis peristiwa pembantaian itu. Pada 24 Oktober silam di pagi hari Balfour berada di rumah keluarga Hudson di Wilayah Selatan kota Chicago. Balfour bersitegang dengan mantan istrinya Julia Hudson perihal kado ulang tahun yang Balfour yakin diterima Julia dari kekasihnya.

Balfour sempat mengancam Julia pagi itu, namun Hudson meremehkan ancaman tersebut. Pasalnya, ancaman Balfour selama ini hanya sebatas gertakan belaka.

Julia dan Balfour meninggalkan rumah pagi itu. Hudson terlihat menjauh pergi dengan mobilnya menghindar dari Balfour yang bergegas menuju mobilnya, berdasarkan dokumen jaksa penuntut di pengadilan.

Ketika ingin berangkat, mobil Balfour mogok. Dua orang pengemudi asing bersedia memberikan tumpangan padanya hingga tempat pengisian bahan bakar kendaraan. Balfour sempat bercerita kepada dua orang pemberi tumpangan itu jika dia memiliki sebuah senjata api yang ditinggalkan di dalam mobilnya, demikian keterangan Snow.

Di lain pihak, jaksa memberikan keterangan lain, senjata tersebut adalah kepunyaan Jason Hudson yang dicuri oleh Balfour musim panas kemarin. Dari pom bensin, Balfour diantarkan kembali ke lokasi mogok mobilnya tersebut, meskipun dia sempat ditawari tumpangan ke lokasi lain, ujar Snow berbicara di depan sidang.

"Yang terjadi berikutnya adalah terdakwa memasuki rumah bernomor 7019 S. Balfour menodongkan ujung senapannya. Darnell Donerson yang sedang berada di ruang tamu dihabisi nyawanya dengan beberapa kali tembakan. Bagai kerasukan setan, Balfour langsung menuju kamar Jason Hudson dan menamatkan nyawanya dengan dua kali tembakan tepat di kepala," ungkap Snow yang membacakan dokumen resmi pengadilan berisi kronologis pembantaian.

Balfour diduga keras membawa paksa anak angkatnya Julian, dan memasukkan bocah tujuh tahun tersebut ke dalam mobil SUV berwarna putih milik Jason Hudson. "Terdakwa menembak kepala Julian King yang duduk di kursi depan mobil," ungkap Snow membacakan dokumen tersebut. Tubuh Julian ditemukan tiga hari kemudian tergeletak tak bernyawa di dalam mobil SUV tersebut.

Tim Kuasa Balfour, Joshua Kutnick, tidak puas dengan tuduhan pembunuhan tingkat satu dan penyerangan atas kliennya. Alasannya tidak ditemukan sidik jari, darah, atau bukti forensik lain yang menghubungkan pria berusia 27 tahun itu dengan pembantaian keluarga Hudson.    

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri
Ilustrasi tagian listrik PLN membengkak.

Tarif Listrik April-Juni 2024 Diputuskan Tidak Naik

Kebijakan tidak menaikan tarif listrik pada April-Juni 2024 merupakan upaya pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024