Mari Lestarikan Ekosistem dengan Daging Unta

VIVAnews - Setelah menganjurkan untuk mengonsumsi daging kanguru, suatu kelompok di Australia Selasa lalu mengajak warga untuk  memakan daging unta. Ini karena populasi hewan berpunuk itu semakin banyak dan bisa mengganggu keseimbangan ekosistem serta mengurangi persediaan air.

Hasil studi yang dilakukan selama tiga tahun membuktikan bahwa populasi unta buas di Australia, yang kini berjumlah lebih dari sejuta ekor, mulai tidak terkendali.

Gerakan mengonsumsi daging unta dipelopori oleh Desert Knowledge Cooperative Research Centre, lembaga yang melakukan studi tentang populasi unta. Mereka berencana menyajikan daging unta panggang untuk para pegawai senior pemerintah di Canberra, hari ini. Tujuannya untuk semakin menekankan arti penting mengurangi populasi unta.

Professor Murray McGregor, yang ikut menulis laporan studi, mengatakan bahwa cara terbaik untuk menurunkan jumlah unta adalah dengan memakan mereka. "Makan daging unta sekarang. Saya sudah melakukannya," kata McGregor, seperti dikutip stasiun televisi Sky News, Selasa 9 Desember 2008.

Kubu Ganjar-Mahfud Ingin Suara Prabowo-Gibran Nol, Begini Kata KPU

"Daging unta enak. Rasanya mirip daging sapi. Daging unta tidak berlemak, jadi sangat bagus untuk kesehatan," lanjut McGregor.

Unta dikenal di Australia sebagai binatang pembawa barang bawaan untuk daerah pedalaman antara abad 19 dan 20. Namun unta menjadi binatang liar ketika alat transportasi modern berkembang.

Karena jumlah predator alami sangat sedikit, populasi unta semakin meningkat. Unta juga membahayakan keberadaan spesies asli Australia dengan membuat mereka saling memangsa saat persediaan makanan dan air jadi menipis serta menyebar wabah penyakit.

Ternyata tidak hanya kanguru dan unta yang dianggap mengganggu ekosistem. Departemen Lingkungan Australia juga menyusun daftar hewan yang harus diawasi, yaitu kuda, keledai, babi, kelinci liar Eropa, rubah Eropa, kucing, kambing, dan kodok.

BI Pastikan Masyarakat di Lebaran 2024 Dapat Uang Baru
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku belum kepikiran untuk maju dalam Pilkada 2024, dia justru menilai Kasatpol PP DKI Arifin berpotensi maju di Pilkada DKI.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024