BI Cermati Gerak-gerik Rupiah

VIVAnews - Bank Indonesia akan mencermati gerak rupiah yang masih naik turun. Bank sentral akan terus berupaya menstabilkan rupiah pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan ekonomi makro Indonesia.

Di pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap US$ kembali terdepreasiasi. Setelah sempat di level 10.000-an/US$, rupiah kini kembali bermain di posisi 11.000/US$. BI menilai kondisi ini terjadi karena belum seimbangnya permintaan dan penawaran.

"Kita sendiri tentunya tidak bisa mendikte pasar, tapi kita bisa melakukan sesuatu kalau kita berada di pasar. Kita punya amunisi juga, dan kita inginkan nanti Insya Allah kalau amunisi kita tambah nanti dalam waktu beberapa bulan ke depan saya kira bisa lebih (kuat)," ujar Gubernur BI Boediono usai salat Jumat di Jakarta, Jumat 12 Desember 2008.
 
Posisi cadangan devisa Indonesia terakhir, kata dia, masih di atas US$ 50 miliar. Desember ini akan masuk lagi tambahan dari bilateral swap sebesar US$ 2 miliar.

Tahun 2009 nanti, kata Boediono, akan masuk lagi bantuan pinjaman program sehingga likuiditas valuta asing akan bertambah. "Selain itu memang ada upaya tapi belum kita sampaikan hasilnya, untuk mendapatkan yang disebut balance of payment support, fasilitas yang tidak masuk ke APBN, tapi cadangan. Nanti aja deh," kata Boediono.
 
Mengenai usulan agar kepemilikan asing di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dibatasi karena dianggap mengganggu stabilitas rupiah, Boediono mengaku BI belum akan melakukan hal itu. "Sekarang kita masih boleh kok, nggak ada masalah," kata dia.

Kuota Eropa Lengkap! Berikut 24 Tim yang Pastikan Tiket ke Piala Dunia Antarklub 2025
Ilustrasi depresi/stres.

Jadi Gampang Sakit, Benarkah Stres Mempengaruhi Sistem Imun?

Stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan atau tuntutan dalam hidup. Hal ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti pekerjaan, hubungan atau masalah keuangan.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024