Bangkok Rusuh, Wakil PM Thailand Mundur

VIVAnews – Kerusuhan politik lagi-lagi melanda Thailand, bahkan telah melukai puluhan orang. Polisi anti huru-hara menyemprotkan gas air mata ke belasan ribu demonstran di Bangkok, Thailand, Selasa, 7 Oktober 2008.

Korban luka hampir mencapai 70 orang, tujuh di antaranya dalam kondisi serius. Para demonstran saat itu mencoba menghalang-halangi Perdana Menteri (PM) Somchai Wongsawat yang akan berpidato soal kebijakan pertama yang dibuatnya sebagai pemimpin baru pemerintah Thailand.

Somchai membuka sesi parlemen setelah sebelumnya ditunda selama 90 menit. Saat dia berbicara, kerusuhan di luar gedung parlemen makin menjadi-jadi. Para demonstran bergerombol dan menerobos masuk melalui empat pintu masuk gedung.

Terpopuler: Alasan Heerenveen Lepas Nathan Tjoe-A-On, Calon Kiper Timnas Indonesia Sabet Scudetto

“Kemenangan sudah dekat. Kami mengepung gedung [parlemen], sehingga dia [Somchai] tidak dapat keluar,” teriak seorang pimpinan demonstran, Somsak Kosaisuk dari luar gedung.  Bahkan, menurut situs internet surat kabar Bangkok Post, PM Somchai terpaksa memanjat pagar dengan menggunakan tangga untuk menyelamatkan diri dari kepungan para demonstran.

Satu dari dua orang yang terluka serius dilaporkan kehilangan kakinya. Seorang lagi terkena pecahan peluru. Namun, deputi kepolisian Bangkok, Mayjend Umnuey Nimmanno mengatakan bahwa polisi hanya menggunakan gas air mata dan perisai, tanpa senjata. Sebaliknya, para wartawan mendengar bunyi tembakan.

Akibat bentrokan antara polisi dan demonstran itu, Deputi Perdana Menteri Chavalit Yongchaiyudh mengajukan pengunduran diri. Dia merasa ikut bertanggung jawab atas kejadian tersebut karena dia adalah tokoh kunci yang seharusnya membantu pemerintah menjaga keamanan negara.

Para demonstran yang merupakan pendukung Partai Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) telah menduduki halaman kantor PM sejak akhir Agustus 2008. Mereka menuntut PM saat itu, Samak Sundaravej untuk mundur dari jabatan dan mendesak perbaikan sistem pemilihan umum. Parlemen mengambil sumpah Somchai tanggal 25 September 2008. Partai oposisi menganggap Samak dan Somchai hanyalah boneka Thaksin Shinawatra. Apalagi Somchai adalah saudara ipar Thaksin.

Sementara itu, pengadilan kriminal kemarin memutuskan untuk menahan pemimpin PAD, Chamlong Srimuang selama 12 hari. Saat ini Chamlong ditahan di Penjara Khusus Bangkok. Polisi menangkap pemimpin berpangkat mayor jenderal itu hari Minggu, 5 Oktober 2008. Sebelumnya, pemimpin PAD Chaiwat Sinsuwong juga ditangkap di rumahnya, Jumat, 3 Oktober 2008. Chamlong dan Chaiwat dituduh menghasut para pendukung PAD untuk menduduki halaman kantor pemerintah sejak Agustus 2008.




Foto: Istimewa

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

Setelah melalui berbagai proses yang panjang, Sasya Livisya menyampaikan pentingnya hate comment dalam setiap konten yang diposting di sosial media.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024