Prijanto: Bangun Pagi Hidup Lebih Teratur
VIVAnews - Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto meminta civitas pendidikan menaati jam masuk sekolah pukul 06.30 WIB mulai 5 Januari 2009. "Dengan bangun pagi hidup lebih teratur. Yang bilang nggak efektif itu wanita tuna susila saja (yang biasa bekerja malam dan pulang pagi)," kata Prijanto usai sosialisasi jam masuk sekolah di hadapan jajaran Dinas Pendidikan Menengah dan Kepala Sekolah se-DKI, Selasa 16 Desember 2008.
Prijanto mengajak seluruh civitas pendidikan berpartisipasi mengurangi kemacetan di jalanan Ibu Kota. Dia yakin, pengaturan jam masuk antara pelajar dan pekerja akan mengurangi kemacetan.
Dian, orang tua siswa kelas 5 SD Tarakanita I Kebayoran Baru, mengaku keberatan dengan kebijakan itu. Ia menganggap memajukan jam sekolah 30 menit hanya akan memindah jam kemacetan. "Kebanyakan kan anak-anak sekolah bareng sama orang tuanya, sekalian kerja," ujar Dian. "Mending juga memaksimalkan bus sekolah secara merata."
Gracia, Siswi kelas III SMA 47 Tanah Kusir juga mengeluh. Gracia biasa berangkat sekolah dari rumahnya di Bintaro sebelum pukul 06.00 WIB agar tak terlambat masuk sekolah yang dimulai pukul 07.00 WIB. "Kalau sekarang masuk pukul 06.30 WIB, berarti subuh saya sudah harus berangkat," ujarnya.
Memajukan jam sekolah dari pukul 07.00 ke pukul 06.30 WIB merupakan solusi termutakhir yang ditempuh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan. Selain memajukan jam masuk sekolah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mengatur jam masuk kerja karyawan sesuai zona wilayah.
Protes keras datang dari sejumlah kalangan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dianggap telah mengorbankan dunia pendidikan untuk sebuah solusi yang tak tepat sasaran. Pemerintah DKI Jakarta seharusnya membenahi masalah di hulu terlebih dahulu seperti pengurangan jumlah kendaraan pribadi dan perbaikan sarana transportasi umum. "Tentu infrastruktur jalan seperti transportasi massal juga tetap dibangun," ujarnya.
Anda ingin membahas tentang kebijakan ini, silakan klik di VIVAnews Forum.
Yen Amblas ke Level Terendah dalam 34 Tahun, Menkeu Jepang Bakal Ambil Tindakan
Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki menyatakan, akan mengambil tindakan yang tepat terhadap pergerakan pasar mata uang yang berlebihan.
