Ada Apa dengan Jimly Asshiddiqie?

VIVAnews - Jimly Asshiddiqie tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya sebagai hakim konstitusi. Meski baru efektif mundur akhir November 2008 ini, berbagai spekulasi bermunculan.

Spekulasi pertama adalah, Jimly kecewa dengan kegagalannya kembali menduduki jabatan Ketua Mahkamah Konstitusi untuk periode 2008-2013 pada pemilihan Agustus 2008 lalu. Mahfud MD yang akhirnya menjadi Ketua baru.

Namun alasan ini tentu sangat kekanak-kanakan. Zainal Arifin Mochtar, mantan asisten Jimly yang sekarang menjadi dosen hukum
administrasi negara di Universitas Gadjah Mada, melihat, "Tak mungkin Jimly seperti itu."

Spekulasi kedua, Jimly menyiapkan diri menjadi Ketua Mahkamah Agung yang baru saja ditinggal pensiun Bagir Manan. Namun Jimly membantah kabar ini, karena "Ketua MA dan Ketua MK diatur sama dalam UU. Ketua MA dipilih dari hakim MA dan Ketua MK dipilih dari hakim MK. Tidak bisa dari luar," jelas Jimly usai melapor ke Presiden, Selasa, 7 Oktober 2008 kemarin. Dan Jimly, seperti diterangkan Komisi Yudisial yang menyeleksi calon hakim agung, tidak pernah mendaftarkan diri.

Zainal yang dihubungi Rabu, 8 Oktober 2008, siang, malah melihat Jimly akan terjun ke dunia politik dengan menjadi calon presiden atau wakil presiden. Jimly sengaja mundur untuk menghindari conflict of interest. "Makanya  dia mundur lebih dulu. Dan itu bagus," kata Zainal.

Jimly memang populer di kalangan politisi Islam. Beberapa partai berplatform Islam seperti Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional pernah menggadang-gadang Jimly sebagai calon presiden. "Namun di PAN, ketika Soetrisno Bachir ingin maju, barulah nama Jimly menghilang," kata Zainal.

Kini Zainal tak tahu partai mana saja yang memberikan dukungan pada Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia itu. Namun Direktur Eksekutif Center for Information and Development Studies (CIDES), Syahganda Nainggolan, memberikan petunjuk. Partai yang mungkin menggandeng Jimly adalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang menjagokan Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Menurut Syahganda, Jimly dan Prabowo sudah kenal lama. Mereka berdua pernah  mendirikan lembaga swadaya masyarakat Center for Policy and Development Studies (CPDS). Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra, Abdul Haris Bobihoe, tertawa saat dikonfirmasi perihal Jimly itu. Saat ditanya apakah benar Jimly akan mendampingi Prabowo, Haris menjawab "mudah-mudahan." Meski demikian, lanjut Haris, Gerindra sebagai partai belum pernah terlibat pembicaraan dengan Jimly. Dan Haris pun mengelak menjelaskan lebih jauh perihal itu. "Saya harus rapat nih," kata Haris yang dihubungi melalui telepon genggamnya itu.

Jimly juga berkelit ketika ditanya apakah akan mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden 2009. "Yang bisa mengajukan bakal capres adalah parpol atau gabungan parpol yang memenuhi syarat. Sekarang yang memenuhi syarat belum tahu," kata Jimly berkelit.

Alasan Jimly mundur, seperti diutarakannya dalam jumpa pers di kantornya, Selasa lalu, hanya karena rikuh dengan karyawan-karyawan Mahkamah Konstitusi. "Sebagai mantan ketua, karyawan menjadi sulit, sekarang kan ada pimpinan baru, mereka jadi rikuh pada saya."

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN
Reskrim Polres Metro Jakarta Barat meringkus sipir taksi online bernama Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Reskrim Polres Jakarta Barat, meringkus sopir taksi online, Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya. Dia sedang istirahat.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024