Tarif Angkutan Umum Turun Rp 200

"Tak Efisien dalam Pengembalian"

VIVAnews - Ketua Yasayan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, tidak setuju dengan angka penurunan tarif angkutan umum Rp 200. Pemerintah Provinsi DKI harus memutuskan angka penurunan yang lebih besar.

Dia berharap Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo tak terjebak pada kemauan Organisasi Angkutan Darat, yang terpaksa setuju menurunkan tarif, tapi tak mau rugi. Pemerintah Provinsi DKI masih bisa menurunkan tarif lebih dari Rp 200.

Sosok Pria yang Ikut Terseret Kasus Narkoba Chandrika Chika, Ternyata Bukan Orang Sembarangan

Ia juga tak yakin para kernet atau sopir angkutan umum mau memberikan kembalian yang tak genap Rp 500. "Penurunan itu juga tak efisien dalam pengembalian," ujarnya, Selasa 6 Januari 2009.

Tulus kemudian mencontohkan penurunan tarif angkutan umum di wilayah Bekasi yang mencapai Rp 500. Padahal, jika dilihat dari jumlah armada, penumpang dan fasilitas kalah dengan angkutan umum di Jakarta.

Fauzi Bowo sebelumnya mengatakan telah menyetujui penurunan tarif angkutan umum sebesar Rp 200. Saat ini, keputusan itu sedang dibahas di internal dewan. Jika dewan setuju, akan diimplementasikan lima hari mendatang. Jika tidak, maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus merevisinya.

Forum on “Expansion of Job Opportunities in Japan for Indonesia Resources”

Siapkan Tenaga Kerja yang Kompeten, Kemnaker Ajak Jepang Investasi Pelatihan Bahasa

Kemnaker mengajak pemberi kerja Jepang untuk berinvestasi dalam memberikan pelatihan bahasa Jepang bagi kandidat SSW Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024