Gangguan Tidur Bisa Sebabkan Parkinson?

VIVAnews – Gejala tidur tidak normal ternyata tidak boleh dianggap sepele. Penelitian terbaru ilmuwan dari Sacre-Coeur Hospital melaporkan, bahwa tidur tidak normal bisa menyebabkan Parkinson.

Dalam sebuah artikel di jurnal Neurology, mengungkapan penyakit gangguan syaraf otak ini bisa diprediksi cukup akurat sampai 12 tahun sebelum penyakit ini muncul. Apa tandanya? dalam tulisan diagnosa jurnal neurology ini dipaparkan bahwa kondisi tidur yang tidak biasa disebut REM sleep disorder dapat memperlihatkan gejala Parkinson.

REM atau rapid eye movement yang tidak normal ini dapat dilihat dengan tanda tidur seperti bermimpi menendang, berteriak, atau menyakiti diri sendiri. Peneliti memaparkan, mereka yang bermimpi seperti itu, sebanyak 18 persen mengalami perkembangan penyakit degeneratif syaraf (dementia atau Parkinson) setelah lima tahun. Kemudian jumlah ini meningkat lebih akurat menjadi 52 persen setelah 12 tahun.

"Kami memperhatikan hubungan kelainan tidur dengan Parkinson ini untuk jangka waktu yang lama," ucap Dr Ron Postuma, penulis dan ahli syaraf dari Montreal General Hospital.

Pesan Penting Haedar Nashir untuk Prabowo Usai Ditetapkan Presiden Terpilih

Percobaan ini, melibatkan 100 orang pria dan wanita dengan rata-rata berusia 65 tahun. Semua relawan didiagnosa gangguan tidurnya untuk mencari hubungannya dengan tanda Parkinson berupa getaran ringan otot (tremor).

Selama tidur normal, otot manusia menjadi lumpuh ketika memasuki siklus REM atau siklus bermimpi. Kondisi ini menjelaskan, mengapa selama bermimpi, terkadang kita merasa tidak bisa bergerak, atau meskipun bisa bergerak, gerakannya sangat lamban.

Orang dengan gangguan tidur, ototnya tidak pernah beristirahat. Hal inilah yang menjadi keyakinan para ilmuwan, sebagai tanda awal Parkinson. Penurunan fungsi syaraf terjadi setelah 10-20 tahun kemudian. Otot ini nantinya tidak bisa digerakkan secara normal atau bergerak tidak terkendali.

Kelainan tidur ini sendiri dapat ditangani dengan pengobatan. Akan tetapi obat yang diberikan disebut tidak terlalu berperan dalam penurunan disfungsi syaraf. "Saat ini, kami belum menemukan cara untuk mengendalikan degenerasi syaraf yang menyebabkan Parkinson ini," ujar Postuma.

Pengakuan Mengejutkan Shin Tae-yong Jelang Lawan Korea Selatan, Ternyata Dia Merasa...

Para peneliti sementara beranggapan obat yang paling manjur untuk mengendalikan tanda Parkinson adalah dengan terapi tidur.

Jefri Nichol

Diduga Sindir Chandrika Chika, Jefri Nichol Disenggol Netizen Soal Kasus Narkobanya Sendiri

Tidak sedikit netizen yang justru mengingatkan Jefri Nichol bahwa ia juga pernah tersandung kasus narkoba sehingga ia tidak semestinya menyindir orang lain.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024