Kasus Zatapi

Polri Periksa Saksi di Bawah Tangan

VIVAnews - Markas Besar Polri berusaha keras memanggil tersangka dan saksi kasus dugaan korupsi impor minyak mentah Zatapi. Bahkan, Markas Besar Polri mengaku sudah memeriksa saksi secara diam-diam.

"Mengapa lama? Anda tahu kan negara asing, Singapura. Kita harus di bawah tangan memeriksanya pelan-pelan," ujar Kepala Badan Reserse dan Kriminal, Komisaris Jenderal Susno Duadji, di kantor Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Januari 2009.

Susno melanjutkan, bisa saja satu orang saksi berhasil diperiksa, tetapi untuk saksi-saksi lainnya belum ada izin pemeriksaan. Maka itu, polisi tidak akan gegabah dalam melakukan pemeriksaan para saksi dan tersangka yang berada di Singapura dan Malaysia.

"Saksi dari Singapura dan Malaysia ada beberapa orang. Ada yang dari Gold Manor dan ada beberapa dari yang punya kapal," kata Susno. Sebelumnya, Juru Bicara Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal Abubakar Nataprawira menegaskan, polisi menemui hambatan untuk memanggil saksi dan tersangka di luar negeri.

Kasus impor minyak mentah Zatapi pernah menjadi perdebatan dalam rapat dengar pendapat antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro dengan Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat, Februari 2008. Sejumlah anggota dewan mempertanyakan dokumen asal barang, uji sampel dan transparansi harga dari impor minyak Zatapi. Sebab, harganya lebih mahal yakni sekitar US$ 11,7 per barel. Padahal, bila Pertamina tidak mengimpor Zatapi akan berhemat sebesar 5 juta dollar Amerika Serikat.

Terpopuler: Beda Sikap Ria Ricis-Teuku Ryan Perlakukan Orang Tua, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia
Verrell Bramasta.

Verrell Bramasta Berharap Prabowo-Gibran Lebih Fokus Pada Kemajuan Anak Muda

Aktor sekaligus caleg Verrell Bramasta menilai, bahwa Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemimpin negara yang bisa mewujudkan harapan dari kalangan muda.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024