Pemilu 2009

Anas Urbaningrum: Suara Tak Berjenis Kelamin

VIVAnews - Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menanggapi usulan anggota Komisi Pemilihan Umum soal sistem zipper atau penetapan 1 dari 3 calon legislatif pemilu 2009 adalah perempuan, demi menjamin keterwakilan di parlemen.

Menurut Anas, pemberlakuan sistem zipper dalam Pemilu 2009, justru bias. Sebab, Mahkamah Konstitusi memutuskan sistem suara terbanyak dalam penetapan calon terpilih. "Kalau dasarnya adalah suara terbanyak, maka sistem zipper tidak bisa diberlakukan. Karena suara tidak berjenis kelamin", ujar Anas dalam pesan singkatnya kepada VIVAnews, Jumat 16 Januari 2009, malam.

Menurut Anas, siapapun calonnya, laki-laki atau perempuan, dia berhak menjadi anggota legislatif.

Bukan berarti sistem zipper dilarang dalam pemilu. Anas mengaku hanya mempersoalkan jika sistem itu dilakukan saat ini. Menurut dia, sistem zipper baik untuk penetapan calon terpilih. Namun, "Sebaiknya dipertimbangkan untuk Undang-Undang Pemilu tahun 2014 saja.  Yang sekarang sudah amat jelas," kata Anas.

Putusan Mahkamah Konstitusi membatalkan Pasal 214 Undang-undang No 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum membuat aksi afirmatif menjamin kuota perempuan di parlemen terganggu. Sistem suara terbanyak yang dijadikan patokan.

Namun, Ketua Mahkamah, Mahfud MD mengatakan putusan mahkamah tak berarti membatalkan sistem zipper. Mahkamah Konstitusi menyilakan Komisi Pemilihan Umum mengatur keterwakilan minimal satu perempuan dari setiap tiga calon berdasar suara terbanyak.

Komisi lantas agar pemerintah menerbitkan Perpu yang mengakomodasi pengaturan keterwakilan minimal satu calon perempuan tiap tiga calon terpilih. Hal itu agar mendapat payung hukum lebih kuat.

Pelaku Ditangkap, Begini Modus Sopir Taksi Online Todong Penumpang Rp 100 Juta
Penyelundupan Pil Koplo di Lapas Yogyakarta (dok istimewa)

Pengunjung Coba Kelabui Petugas Lapas Yogyakarta Simpan Pil Koplo di Betis, Malah Ketahuan

Petugas Lapas Kelas IIA Yogyakarta menggagalkan dua kali penyelundupan pil koplo dari pengunjung kepada warga binaan, salah satunya bermodus menyembunyikan pil di betis.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024