Ferguson: Sayap Calderon Sudah Patah

VIVAnews - Satu lagi pihak yang puas atas mundurnya Ramon Calderon dari kursi kepresidenan Real Madrid. Siapa lagi kalau bukan musuh bebuyutannya selama dua musim ini, Sir Alex Ferguson.

Festival Pameran K-Pop Terbesar Siap Digelar 45 Hari! Musik, Film, Merchandise Ada di Sini

Pelatih Manchester United itu mengaku tak akan meneteskan air mata atas kepergian pria yang memburu pemain kesayangan Ferguson, Cristiano Ronaldo.

"Saya kira bulan ini (bursa transfer) akan ramai lagi berita soal Ronaldo. Tapi ternyata malah tidak," ujar Ferguson seperti dilansir tribal, Senin 19 Januari 2009.

"Saya rasa ini karena sayap Calderon sudah  patah," katanya.

Feguson-Calderon memang terlibat konflik yang tak kunjung selesai menyusul keinginan Los Merengues menggaet CR7. Calderon ngotot membawa Pemain Terbaik Dunia 2008 itu hijrah ke Santiago Bernabeu sebagai bagian dari jurus mempertahankan jabatan Presiden.

Pasalnya, saat itu Calderon tengah dirundung berbagai isu yang membahayakan jabatannya. Calderon mengimingi CR7 dengan berbagai materi termasuk biaya transfer yang dikabarkan mencapai 90 juta Euro (lebih dari Rp 1,3 triliun)

Ferguson marah besar dan mengancam membawa masalah ini ke meja pengadilan Federasi Sepakbola Dunia (FIFA). Beruntung, CR7 masih bisa diajak berbicara hati ke hati oleh Fergie dan menyatakan diri tetap di Old Trafford.

"Kami berada dalam posisi menguntungkan dengan Ronaldo. Kami sudah bekerja keras membuatya tinggal di sini (MU)," kata Ferguson.

Hingga saat ini pengganti Calderon, Vicente Boluda, memang belum menyatakan siap meneruskan usaha untuk mendapatkan Ronaldo. Namun menilik prestasi El Real yang berbeda 12 poin dengan pemimpin klasemen sementara La Liga, Barcelona, Boluda dipastikan akan membuat langkah transfer yang tak kalah heboh.

Mimpi Jakarta LavAni Hattrick Juara Proliga
Ilustrasi warga Wamena, Papua memasukan kertas suara saat berikan hak suaranya pada Pemilu

Pengawasan Pilkada 2024 di Kabupaten Puncak Papua Terancam Tak Maksimal

Selain Kabupaten Puncak, pengawasan di Papua Tengah juga dikhawatirkan tak bisa maksimal saat Pilkada 2024.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024