Blog Adang Daradjatun

2009, Tahun Harapan

Hari ini kita memasuki tahun baru 2009. Sepatutnya kita bersyukur masih diberi kesempatan untuk merayakan dalam berbagai ragam kegiatan dengan segenap kegembiraan. Sebagai ungkapan rasa syukur, hendaknya kita jadikan tahun sebelumnya sebagai tahun refleksi terhadap apa yang telah kita lalui dan laksanakan. Prestasi yang kita raih dapat dijadikan sebagai pijakan untuk berkembang lebih baik, sementara kegagalan bisa menjadi hikmah menuju kesuksesan di tahun ini.

Adalah ironis, jika kita melihat dalam triwulan terakhir di tahun 2008 banyak peristiwa yang mengejutkan dunia. Dimulai dari krisis global yang mulai melanda negeri-negeri berkembang hingga ancaman ketenangan yang tak menunjukkan kesudahannya. Teror di India, hingga yang terakhir, serangan militer Israel di Jalur Gaza yang menewaskan banyak rakyat sipil menunjukkan bahwa dunia sampai saat ini belum mampu menyebarkan pesan perdamaian bagi umatnya.

Di Amerika, setelah pemilihan umum yang cukup menyita perhatian dunia, terpilihnya Barack Obama diharapkan banyak orang mampu memberikan pencerahan bagi perdamaian di tingkat internasional. Di kalangan masyarakat Indonesia, Obama yang pernah tinggal di Jakarta beberapa tahun juga diharapkan mampu mengubah pandangan Amerika yang lebih baik terhadap Indonesia.

Tahun 2008, bangsa Indonesia telah merasakan berbagai macam peristiwa yang cukup memberikan pelajaran yang berharga. Mulai dari peningkatan ekonomi yang kemudian secara drastis turun di penghujung tahun, hingga berbagai peristiwa politik yang cukup dramatis. Pada triwulan pertama, pembangunan infrastruktur dan suprastruktur telah mampu memberikan harapan besar untuk kemajuan negeri ini. Hingga di triwulan terakhir, harga minyak yang membumbung luar biasa menyebabkan kalangan pemegang kebijakan merasa was-was untuk mengambil kebijakan yang tak populis.

Sebagai bangsa yang pernah mengalami krisis ekonomi, sikap antisipasi dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan adalah baik untuk menghindarkan diri dari kebangkrutan. Namun, yang perlu menjadi perhatian adalah kepentingan dan kebutuhan masyarakat secara luas hendaknya menjadi pedoman dan arah pembangunan secara keseluruhan. Tak perlu lagi rasanya melihat negeri yang melimpah dengan sumber daya alamnya ini masih banyak masyarakatnya yang harus mengantre mengambil Bantuan Langsung Tunai.

Tahun 2008 bagi masyarakat Indonesia juga adalah tahun pembelajaran yang baik bagi pelaksanaan demokrasi politik. Meski bukan tahun pertama sejak UU tentang pilkada ditetapkan, ditengarai hasil perolehan pemilihan kepala daerah di tahun 2008 bisa menjadi tolok ukur pelaksanaan hajat pemilihan umum di tahun 2009 yang mempunyai skala yang lebih luas.

Semenjak tahun 2005, negeri ini telah melaksanakan 343 pilkada di berbagai tingkatan. Namun 11 pilkada terakhir cukup memberikan tensi yang cukup tinggi di kalangan politisi parpol melihat perolehan suara di masing-masing wilayah. Bahkan, akibat banyaknya pemilih yang tak memberikan suaranya, membuat wajah partai politik dianggap masih belum cukup memberikan representasi yang baik bagi konstituennya. Munculnya calon independen yang berhasil meraih kemenangan di berbagai daerah mengindikasikan semakin kuatnya anggapan bahwa partai yang selama ini digadang-gadang sebagai tempat aspirasi menjadi lemah tak berdaya.

Adalah kesempatan yang baik bagi kita di tahun ini untuk berbuat baik dan memulai kebaikan dengan segera. Sikap sosial yang mulai tergerus oleh masa, hendaknya perlu dipupuk dan dibangun kembali untuk menata jembatan silaturahmi dengan sesama. Perbaikan hubungan yang romantis di masyarakat akan menumbuhkan social trust yang memberikan modal kepercayaan untuk membangun negara secara lebih sempurna.

Modal sosial masyarakat juga hendaknya dibarengi dengan sikap pemerintah yang melayani dan peduli. Selama ini, pandangan masyarakat terhadap lembaga pemerintah masih belum menunjukkan rapor positif. Reformasi birokrasi dengan demikian menjadi pasti. Apakah program ini bisa berjalan dengan baik? Semuanya juga kembali tergantung terhadap pilihan masyarakat yang memilihnya.

Kesempatan di tahun 2009 sebagai hajat demokrasi rakyat sesungguhnya merupakan ujung tombak menuju pembangunan yang mempunyai visi yang membela kepentingan rakyat untuk kesejahteraan secara keseluruhan. Tentu saja kesejahteraan dapat terwujud bila keadilan dalam pemerataan pembangunan dapat dirasakan oleh masyarakat. Maka, demi kesejahteran, keadilan harus ditegakkan. Dengan keadilan, kesejahteraan niscaya di depan mata.[]

* Adang Daradjatun adalah calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera nomor urut 1 daerah pemilihan Jakarta III yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu. Mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia ini pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta namun kalah oleh Fauzi Bowo. Tulisan ini bisa Anda simak di www.adangdaradjatun.com.

Hujan Lebat di Dubai, Benarkah karena Perubahan Iklim atau Modifikasi Cuaca?
TVXQ

TVXQ Otw ke Indonesia Hari ini! Siap Berikan Penampilan Spesial ke Cassiopeia di 20 April Mendatang

Pada hari Kamis 18 April 2024 siang, TVXQ sudah berada di Bandara Incheon menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta. Diperkirakan TVXQ berada di Indonesia malam ini

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024