BNI Securities Tunggu Kepastian IPO Powertel

VIVAnews - PT Power Telecom (Powertel) diharapkan memberi kepastian atas kelanjutan rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

PT BNI Securities selaku penjamin pelaksana emisi (underwriter) IPO dan manajemen perseroan tengah membahas laporan keuangan yang akan digunakan untuk memproses IPO tersebut.

Direktur BNI Securities Jimmy Nyoo mengatakan, perseroan menggunakan laporan keuangan Juli 2008 saat mengajukan permohonan IPO. Sesuai peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), laporan tersebut sudah tidak bisa digunakan kembali.

”Kami memberikan waktu seminggu kepada Powertel untuk memberi keterangan pada BNI Securities,” kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat 30 Januari 2009.   

Jimmy menambahkan, kadaluarsa laporan keuangan menyebabkan IPO Powertel belum memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK. BNI Securities berharap kelanjutan proses IPO bisa berjalan lancar.

Underwriter bersama manajemen Powertel sedang membahas hal tersebut (laporan keuangan). Minggu-minggu ini kami harap mereka (Powertel) bisa memberi jawaban pada kami,” ujar dia.   

Ketika dihubungi VIVAnews, Presiden Direktur Power Telecom Dicky Tjokrosaputro belum bisa dimintai konfirmasi. Sebelumnya, Dicky Tjokrosaputro optimistis IPO akan dilaksanakan pada pertengahan November 2008.

Bahkan, dia melanjutkan, izin penyelenggaraan jaringan dari Departemen Komunikasi dan Informatika sudah dikantongi Power Telecom.
 
Perusahaan penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi itu akan melepas saham ke publik melalui penawaran umum perdana sebanyak dua miliar unit atau 34,78 persen dari total saham.

Awalnya, saham yang akan dilepas pada harga nominal Rp 100 per unit itu akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 18 September 2008. Harga penawaran di kisaran Rp 250-350 per saham dengan target dana Rp 500-700 miliar.

Sekitar 59 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk investasi infrastruktur jaringan telekomunikasi berbasis serat optik dan fasilitas penunjang lainnya. Sedangkan 32 persen lainnya untuk tambahan modal kerja dan kebutuhan umum.

Perseroan juga akan mengalokasikan sembilan persen dana IPO untuk pembelian kembali obligasi konversi yang diterbitkan perseroan.

Setelah IPO, komposisi pemegang saham Power Telecom adalah PT Powercom Indonesia 43,04 persen, PT Power Network 22,18 persen, dan publik 34,78 persen.

Per 31 Maret 2008, perseroan membukukan pendapatan Rp 9,18 miliar dan rugi bersih Rp 6,39 miliar dengan total aset Rp 321,72 miliar. Sementara itu, pada 2007 pendapatan Rp 12,23 miliar, rugi bersih Rp 14,59 miliar, dan total aset Rp 284,77 miliar.

Media Asing Beri Julukan untuk Timnas Indonesia U-23: Tim Pengacau
Nurul Ghufron

Dewas KPK Gelar Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei terkait Dugaan Penyalahgunaan Wewenang

Ternyata soal dugaan kasus pelanggaran etik Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron di Dewas KPK masih terus bergulir. Kabarnya, sidang pelanggaran etik tersebut akan digelar pada

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024