VIVAnews - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus berfluktuasi menjadi perhatian serius Bank Indonesia. Rupiah yang nyaris mendekati 12.000/US$ dipengaruhi faktor luar dan domestik.
"Itu (melemah) karena pasar, ada pergerakan di pasar. Itu mempengaruhi mata uang lain," kata Gubernur Bank Indonesia Boediono di Gedung DPR, Jakarta, Senin 2 Februari 2009.
Menurut Boediono, melempemnya rupiah awal pekanini karena gejolak mata uang paman Sam yang menguat signifikan. "Itu mungkin ada faktor domestik juga karena ada kebutuhan-kebutuhan," kata Boediono.
Meski begitu, kata Boediono, BI akan terus setia menjaga pasar. "Kita tetap di pasar," ujarnya.
Pasar uang, rupiah sempat menyentuh level 11.950/US$ sebelum akhirnya kembali ke level Rp 11.700-an/US$. Pukul 13.20 WIB, indeks mata uang Bloomberg menunjukkan rupiah bertengger di posisi 11.770/US$. Sedangkan kurs tengah mata uang asing Bank Indonesia berada di posisi Rp 11.700/US$.