Perang Melawan Kekeringan

China Tembakkan Rudal, Hujan pun Datang

VIVAnews - Hujan berskala ringan turun di utara China setelah Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menembakkan 409 rudal dan 2.393 roket ke angkasa berisi bibit hujan buatan.

Terpopuler: Kisah Pilu Kakak Adik Korban Tol Cikampek, Pria Terobos Istana

Hujan turun paling banyak di sebuah kabupaten di Shaanxi, Sabtu (7/1),  sebanyak 23 milimeter. Di daerah lainnya, hujan turun kurang dari 5 milimeter. Keesokan harinya, hujan turun sebanyak 2 milimeter.

Namun upaya itu belum dapat seluruhnya mengatasi kekeringan terparah yang terjadi di China dalam lima dekade terakhir. "Kekeringan ini belum akan berakhir dalam waktu cepat, awan sangat tipis dan terus bergerak meninggalkan wilayah China," kata kantor cuaca China dalam pernyataan tertulis, Minggu (8/2).

Pemerintah China telah mengumumkan keadaan darurat akibat kekeringan di China bagian utara. Sebanyak 4,4 juta penduduk kekurangan air minum yang layak dan mengalami kegagalan panen gandum.

Kantor Penanggulangan Banjir dan Kekeringan mengatakan curah hujan di China bagian utara dan tengah berada pada titik 50 persen hingga 80 persen di bawah rata-rata. Sementara Kantor berita pemerintah Xinhua News Agency menyatakan kekeringan yang berawal November lalu menyebabkan kegagalan panen gandum di delapan provinsi, Hebei, Shanxi, Anhui, Jiangsu, Henan, Shandong, Shaanxi, dan Gansu.

Pemerintah pusat China telah menjanjikan dana sebesar 86,7 miliar yuan (sekitar Rp 147 triliun) untuk membantu petani. Dana ini dimasukkan dalam paket stimulus untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan pedesaan menjadi sangat penting bagi China. Terutama setelah 20 juta pekerja migran kembali ke kampung halamannya setelah kehilangan pekerjaan akibat krisis ekonomi.

"Kesuksesan panen berperan besar dalam keberhasilan pemberian stimulus," kata Perdana Menteri China, Wen Jiabao saat meninjau penanggulangan kekeringan di Henan, akhir pekan lalu.

Kekeringan yang melanda China, menurut Wen, merupakan ujian bagi seluruh level pemerintahan. Kementerian Pertanian China mengatakan kekeringan juga menjadi penyebab munculnya penyakit jamur pada gandum. Penyakit ini dapat menggagalkan panen sebesar 40 persen.

Dalam harian People milik Partai Komunis,  Menteri Pengairan China, Chen Lei mengatakan tinggi air di Sungai Kuning menurun dari 20 persen menjadi 40 persen.

Sungai ini merupakan sumber irigasi lahan pertanian dan peternakan. Sungai Kuning juga merupakan jalur penghubung sejumlah kota di delapan provinsi. (AP)

Ayu Ting Ting Bagi-bagi THR, Antre Panjang Dapetnya Rp20 Ribu
Ganda putra Indonesia, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri

Penyesalan Bagas/Fikri Gagal Lolos ke Olimpiade 2024

Peluang ganda putra Indonesia, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri  tampil di Olimpiade 2024 Paris dipastikan pupus usai tersingkir dari BAC 2024.

img_title
VIVA.co.id
11 April 2024