VIVAnews - Terancam ditahan di tengah pencalonannya sebagai presiden, Ketua Komite Bangkit Indonesia, Rizal Ramli mengaku tak gentar. Menurutnya, saat ini rakyat sudah cerdas membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
"Rakyat kan ajaib, justru akan makin simpati dengan orang yang dizalimi," kata Rizal ketika ditemui di Rumah Perubahan di Jalan Panglima Polim V No 54, Jakarta Selatan, Selasa 10 Februari 2009.
Rizal menyamakan nasibnya dengan Yudhoyono pada 2004, sama-sama dizalimi. "Kalau dulu Yudhoyono dizalimi ecek-ecek sama Taufiq [Taufiq Kiemas], rating Yudhoyono langsung naik," kata dia.
Sejarah, tambah Rizal, akan terus berulang. "Malah saya lebih parah, dipecat dari jabatan Presiden Komisaris Semen Gresik, diperiksa, mau ditangkap. Saya juga mengalami pembunuhan karakter," kata Rizal.
Dia mengatakan akan terus berkampanye, meski dari dalam bui. "Ketua Komisi Pemilihan Umum sudah menyatakan menyangkut kasus saya, saya bisa meneruskan pencalonan sampai kasusnya in kracht. Walau saya tersangka, tidak ada efek apa-apa," tambah Rizal.
Apalagi, ujar dia, semua orang tahu pemidanaannya terkait politik. " Karena yang berkuasa takut terjadi perubahan. Apalagi UU yang digunakan UU kolonial, pasal karet," tambah dia.
Sebelumnya, Direktur I Transnasional Polri, Brigadir Jenderal Badrodin Haiti mengatakan saat ini kasus demo kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) rusuh sedang dalam pemberkasan. Ada kemungkinan polisi akan menahan Rizal Ramli bulan ini.
Rizal Ramli sudah ditetapkan sebagai tersangka sejak Senin 5 Januari 2009. Penetapan Rizal sebagai tersangka menyusul Sekretaris Jenderal Komite Bangkit Indonesia, Ferry Juliantoro. Rizal dijerat dengan pasal penghasutan.
Saat ini Ferry sedang menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Keduanya dianggap bertanggungjawab dibalik aksi demo menolak BBM yang berakhir rusuh pada 24 Juni 2008
Masa Penahanan Siskaeee Diperpanjang Polisi
Kepolisian telah melimpahkan berkas kasus Siskaeee bersama 10 pemeran film porno lokal lain ke kejaksaan.
